Eka Santosa Ingatkan Gubernur Jabar Soal TPA Legoknangka Sebagai Solusi Sampah Bandung Raya

Bandung Raya333 Dilihat

Kota Bandung – Pemerhati Lingkungan Eka Santosa memberikan apresiasi dan dukungan terhadap berbagai upaya yang dilakukan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dalam menangani lingkungan Jabar, terutama terkait persoalan sampah.

Semua yang dilakukan Gubernur Dedi Mulyadi bagi Eka Santosa merupakan sebuah langkah nyata seorang pemimpin dengan cara turun langsung ke lapangan, terlebih dalam upaya penanganan sampah di sejumlah daerah di Jabar.

“Secara prinsip saya mengapresiasi dan menghormati satu angkah yang diambil oleh gubernur yang langsung turun di lapangan. Ini sebuah langkah nyata beliau,” kata Eka.

Baca juga: Cerita Seru Kapten John Wujudkan Lembur Katumbiri dengan Konsep The Journey of Happiness

Namun ia menggambarkan situasi yag terjadi saat ini, termasuk berkaitan dengan predikat “Bandung Darurat Sampah’ yang menurut Eka Santosa sudah diketahui drinya sejak lama.

Ia bahkan mengaku, sebagai Ketua Gerakan Hejo tak hanya tahu persoalan tersebut, dirinya justru turun dan masuk ke TPA Sarimukti untuk mengetahui persoalan yang sebenarnya terjadi, sehingga mucul tumpukkan sampah di sejumlah lokasi.

“Saya perlu memberikan sebuah ilustrasi terkait predikat Bandung darurat sampah. Kalau soal itu, saya sebagai Ketua Gerakan Hejo sudah lebih dulu, tujuh tahun lalu memberikan prediksi berdasarkan cek lapangan dan saya masuk ke TPA Sarimukti,” ungkapnya.

Baca juga: Resmikan Lembur Katumbiri, Farhan Ingin Kota Bandung Tak Hanya Sebagai Perlintasan

Lebih lanjut ia menuturkan, merespons predikat Bandung tersebut, sejak tujuh tahun lalu dirinya pernah mengupayakan mendorong permasalahan tersebut ke pemerintah pusat.

“Salah satu dorongan waktu itu adalah untuk menyampaikan aspirasi ke Pak Luhut. Waktu itu kapasitas saya sebagai Ketua forum DAS Citarum dan lahirlah kebijakan dimana penanganan Citarum oleh pusat melalui Presiden,” imbuhya.

Terkait aksi Gubernur Dedi Mulyadi yang intens turun ke pasar Caringin dan Gedebage, Eka menyebut hal itu sebagai sesuatu yang wajar. Namun, langkah tersebut menurutnya hanya memindahkan masalah.

Baca juga: Buka Musrenbang RPJMD, Bupati Bandung Klaim Keberhasilan Empat Tahun Kepemimpinannya

Eka berharap penyelesaian sampah seperti di dua pasar di Kota Bandung tersebut tak hanya mengangkutnya ke TPA Sarimukti, tetapi diikuti dengan pengelolaan hingga tuntaas

“Kalau hanya diangkut akan memperparah kondisi TPA Sarimukti yang sudah tidak normal. Dan saya khawatir ini kondisi sudah sangat parah, tidak mustahil Sarimukti bisa menjadi Leuwigajah kedua,” ujarnya.

Kondisi sampah di TPA Sarimukti.

Mantan Anggota DPRD Jabar itu juga merekomendasikan agar gubernur mempertanyakan kelanjutan proyek TPPAS Legoknangka yang tidak jelas kabarnya hingga kini. Padahal, proyek yang mulai digagas sejak beberapa tahun lalu itu telah menelan biaya Rp1,7 triliun.

Baca juga: Hasil Imbang Lawan Persik Kediri Gagalkan Persebaya Raih Runner Up, Persib Juara Liga 1

Eka berpandangan, jika proyek pembangunan TPPAS Legoknangka tak diselesaikan, maka persoalan sampah di kawasan Bandung Raya pun tak akan pernah selesai. Sementara TPA Sarimukti menurutnya, tak pernah disiapkan untuk menjadi TPA.

Sari mukti yang merupakan hutan jati, disebut Eka merupakan hutan prosduksi yang tak boleh beralih fngsi menjadi tempat pembuangan sampah. Terlebih pihaknya mengklaim telah melakukan investigasi dan menemukan potensi bahaya di lokasi tersebut.

“Yang harus menjadi prioritas, karena KDM (Kang Dedi Mulyadi) sebagai seorang Gubernur, adalah mempertanyakan kembali soal Legoknangka. Yang harus menjadi concern Pak Dedi, posisi pemerintah mau seperti apa, apakah mau jadi peninjau atau eksekutor?,” tandasnya.

Baca juga: Ekonomi Indonesia Sedang Tak Baik-Baik Saja? Begini Penjelasannya

Eka Santosa juga mengingatkan kembali Gubernur Jabar, bahwa penanganan sampah merupakan kompetensi dari Bupati/ Wali Kota. Sehingga dirinya menyarankan agar KDM membagikan otoritas tersebut, tidak dipegang sendiri olehnya.

Di sisi lain, ia juga memamerkan kegiatan pengelolaan sampah yang selama ini digelutinya bersama komunitas Hejo Tekno, yang mengolah sampah menjadi bernilai ekonomis.

Cara tersebut, kata Eka, cukup efektif dalam menangani masalah sampah disaat kita belum mampu untuk mengadopsi teknologi sekelas Eropa dengan biaya yang menyentuh triliunan rupiah.

Baca juga: Pengamat Lingkungan Ini Sebut Sarimukti Wujud Janji Palsu Pemimpin, Tak Pernah Disiapkan Jadi TPA

Itulah yang coba kami geluti bersama teman-teman Hejo Tekno, berinovasi dengan konsep Kamisama (Kawasan Minimize Sampah Mandiri). Disitu ada nilai edukasi, nilai perubahan pola pikir, nilai ekonomi, dan solusi lingkungan menjadi lebih baik,”pungkasnya.***(Ajhe)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *