Ternyata Begini Manfaat Berpuasa Secara Biomedis, Termasuk Tingkatkan Ketahanan Fisik dan Mental

Nasional722 Dilihat

Jakarta – Dilihat dari sudut pandang keagamaan, melaksanakan ibadah puasa merupakan sebuah proses transformasi diri sekaligus sebagai pembinaan rohani yang dilakukan secara berulang setiap tahun.

Namun, ternyata ada hikmah lain dari kegiatan berpuasa dilihat dari sudut pandang keilmuan (sains). Hal tersebut terungkap dari diskusi dengan tema “Puasa Dalam Pandangan Biomedis” yang diselenggarakan Pusat Pengkajian Strategi Nusantara (PPSN) dengan Universitas YARSI Jakarta.

Hasil diskusi tersebut dipaparkan kembali oleh Kepala Biro UIN Imam Bonjol, M Fuad Nasar yang juga pernah menjabat Sekretaris Direktorat Bimas Islam, Kementerian Agama.

Baca juga: Hari Pertama Puasa, Warga Cimahi Larut dalam Syukuran Pelantikan Wali Kota dan Wakilnya

Diskusi webinar yang diselenggarakan pada 23 Februari 2025 lalu itu menghadirkan narasumber Wakil Rektor Universitas YARSI Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, Ph.D.

Dalam paparannya seperti dkutip dari laman resmi Kemenag RI, narasumber mengungkap jika berpuasa membuat seseorang memiliki ketahanan fisik dan mental. Karena pusa menurutnya, terbukti mampu menurunkan hormo pro radang pasa tuuh manusia.

Jadi, secara alami saat berpuasa berlangsung proses sel tubuh memakan komponen yang telah rusak untuk mempertahankan kebugaran sel. Dengan demikian jelas berdampak pada peningkatan imunitas (kekebalan tubuh).

Baca juga: Tak Hanya Harga Tiket Pesawat, Pemerintah Turunkan Tarif Tol Saat Mudik Lebaran

Pengalaman lain soal manfaat pusat berdasarkan kacamata kedokteran juga didapatkan Fuad dari tulisan tokoh pendiri (Yayasan Rumah Sakit Islam Indonesia) Dokter Haji Ali Akbar.

“Mengemukakan Ilmu Kedokteran terdiri dari dua bagian. Yaitu fisiologi atau ilmu tentang tubuh yang sehat di mana seluruh organ tubuh berfungsi dengan normal, serta patologi, ilmu tentang sel-sel tubuh dan organ-organ tubuh yang sakit,” ungkap Fuad.

Dapat disimpulkan bahwa melaksanakanpuasa dengan ikhlah dan tata cara ang benar kata Fuad, akan memberikan dampak positif pada upaya pemeliharaan keseimbangan perkembangan jasmani dan rohani setiap orang yang melaksanakannya.

Baca juga: Tumbang dari Persebaya 4-1, Ada Apa dengan Persib?

Kesimpulan tersebut juga diperkuat beberapa penjelasan lainnya termasuk terkait definisi sehat yang sudah direvisi oleh Badan kesehatan dunia (WHO sejak 1984.

Dijelaskan jika dalam revisi tersebut bahwa sehat didefinisikan oleh WHO meliputi fisik, jiwa,sosial, dan spiritual. Disana terlihat jika aspek religi masuk di dalam definisi sehat versi WHO.

Seluruh teori keilmuan soal manfaat puasa sangat relevan dengan ajaran agama (Islam) bahwa hidup harus sehat dan beribadah sesuai Firman Allah dalam Al Quran, Surat Al Dzariyat ayat 56, tentang tujuan Allah menciptakan jin dan manusia untuk mengabdi (ibadah) kepadaNya.

Baca juga: Bupati Bandung Siapkan Edaran, Susul Kebijakan Gubernur Soal Jam Kerja ASN

“Salah satu hikmah ibadah, seperti shalat, puasa dan haji ialah agar unsur rohani dalam diri manusia senantiasa terhubung dengan Al-Khaliq (Maha Pencipta) dan terhindar dari penghambaan diri kepada sesama makhluk,” jelas Fuad.

Dalam menjalanikehidupannya, seseorang kata Fuad, harus memiliki rsiliensi (ketahanan) dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan hingga ajal menjemput.

“Sebuah ungkapan dalam kitab Hadis menyatakan, “Berpuasalah, supaya anda sehat.” Pendalaman makna ungkapan ini memerlukan kajian ilmu pengetahuan,” kata Fuad.

Baca juga: Begini Alasan Dedi Mulyadi ASN Pemrov Jabar Masuk Kerja Lebih Awal Selama Ramadhan

Hingga kini, para ahli menurutnya perlu secara terus menerus mengembangkan kajian dan penelitian untuk mengungkapkan hikmah puasa dalam perspektif kesehatan.***(Heryana)

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *