Masuk Zona Merah Sesar Lembang, Begini Skenario Mitigasi Bencana Gempa Kota Cimahi

Bandung Raya1500 Dilihat

Kota Cimahi – Dalam dua bulan terakhir telah terjadi gempa bumi di sejumlah daerah yang dilaporkan sebagai akibat dari aktivitas seismik sesar Lembang.

Beberapa daerah yang mengalami gempa akibat aktivitas sesimik sesar Lembang sejak Juli hingga Agustus 2025, diantaranya Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Bandung.

Gempa terakhir akibat aktivitas sismik sesar Lembang dengan Magnitudo 2,3 terjadi pada Selasa (19/8/2025), sekira pukul 11.4 WIB, berpusat di 9 kilometer Barat Laut Kota Cimahi pada kedalaman 10 kilometer.

Baca juga: Ramai Kabar Wakil Menteri Ketenagakerjaan Diduga Ditangkap KPK dalam OTT

Dalam catatan Badan Penangguangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi, setidaknya telah terjadi dua kali gempa yang mengguncang Kota Cimahi pada bulan yang sama. Hal itu menunjukkan jika Cimahi memang termasuk dalam zona merah sesar Lembang.

Kasie Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada BPBD Kota Cimahi Deni Supriatna menuturkan, pemerintah kota melalui pihaknya telah melaksanakan kegiatan sosialisasi mitigasi, baik struktural maupun non struktural.

“Adapun dikaitkan dengan kejadian bencana gempa bumi dua bulan ini berdasarkan pihak berwenang yaitu BMKG dan PVMBG, kami tindaklanjuti dengan peningkatan kesiapsiagaan di Kota Cimahi,” ungkap Deni.

Baca juga: Kisah Ketua DPRD Kota Cimahi dalam Pertempuran Empat Hari Empat Malam

Deni Supriatna melanjutkan, Jumat (22/8/2025) BPBD Kota Cimahi akan melaksanakan koordinasi dengan perangkat daerah di lingkungan Pemkot Cimahi, serta unsur lainnya, untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi gempa bumi akibat pergerakan sesar Lembag.

Hal itu menurutnya sebagai respons atas kekhawatiran bahwa empat gempa kecil yang terjadi beberapa waktu terakhir merupakan gempa pembuka. Untuk itu pihaknya berkomitmen meningkatkan mitigasi di Kota Cimahi.

Namun, Deni memastikan jika beberap gempa yang terakhir terjadi tidak menimbulkan dampak signifikan. Sampai saat ini pihaknya mengaku tidak menerima laporan adanya dampak kerusaka akibat empat gempa tersebut.

Baca juga: Hanya Tiga Jam 10 Ton Beras Ludes Terjual Lewat Gerakan Pangan Murah Polsek Majalaya

Sampai saat ini belum ada laporan. Memang untuk yang paling tinggi itu tadi malam kejadian di Bekasi sekitar 4,9 MMI, tetapi Kota Cimahi juga alhamdulillah dampaknya tidak terlalu terasa,” kata Deni.

Ia melanjutkan, dalam rapat koordinasi yang akan dilaksanakan, BPBD Kota Cimahi akan mengundang Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mendapat saran terkait langkah yang harus dilakukan, termask penetapan status yang proporsional untuk Kota Cimahi saat ini.

“Status itu ada tiga, yaitu Siaga, Awas, dan Waspada. Kondisi saat ini aman-aman saja, tetapi karena kejadian-kejadian kemarin perlu kita tingkatkan menjadi siaga,” imbuhnya.

Baca juga: Erick Thohir Hadiri Rapat Kerja Komisi XI DPR RI Bahas Roadmap Investasi Danantara

Ia sempat menjelaskan jika salah satu ancaman bencana di Kota Cimahi adalah gempa yang diakibatkan aktivitas sesar Lembang. Hal tersebut diketahui berdasarkan kajian resiko bencana (KRB).

“Dari KRB tersebut diturunkan menjadi rencana penanggulangan bencana berupa rencana aksi dari perangkat daerah, kemudian diturunkan lagi menjadi rencana penaggulangan kedaruratan bencana, dan turunannya menjadi rencana kontinjensi,” jelasnya.

Dijelaskan Deni juga bahwa BPBD Kota Cimahi telah membuat dokumen rencana kontinjensi gempa bumi. Dalam dokumen tersebut, pihaknya telah menyusun rencana penanganan kedaruratan dari masing-masing perangkat daerah.

Baca juga: Sri Mulyani Tegaskan Video Pernyataan Guru Beban Negara Adalah Hoaks

“Bukan menakut-nakuti, tetapi sebagai bentuk kewaspadaan. Tetapi alhamdulillah 75 persen masyarakat Cimahi sudah mengetahui sesar Lembang dan dampaknya seperti apa,” pungkasnya.***(Heryana)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *