Kota Bandung – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mmberikan tanggapan terkait keluhan wali murid di Kabupaten Cirebon. Ia menegaskan, bahwa pengelolaan pendidikan di Indonesia berada di bawah kewenangan yang berbeda sesuai tingkatan atau jenjang pendidikan itu sendiri.
Melalui video yang diuggah di akun Instagram pribadinya, Kamis (31/7/2025), Gubernur Dedi Mulyadi menyampaikan tanggapan terkait munculnya polemik seputar iuran di SMP Cirebon baru-baru ini.
“Perlu saya sampaikan, bahwa pengelolaan pendidikan itu ada beberapa lembaga yang menangani. Untuk Perguruan tinggi itu dibawah naungan Kementrian Pendidikan Tinggi & Sains (Kemdiktisaintek), kemudian SMA dan SMK dibawah naungan Gubernur,” jelas Dedi Mulyadi.
Baca juga: Christopher Sebastian Makin Populer Usai Sampaikan Pernyataan Konroversial di Media Sosial
Ia melanjutkan, untuk MA (Madrasah Aliyah), MTs (Madrasah Tsanawiyah, dan MI (Madrasah Ibtidaiyah) berada di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag). Sedangkan SD, SMP, TK, PAUD, merupakan kewenangan Bupati dan Wali Kota.
Tanggapan juga disampaikan Dedi menyoroti unjuk rasa sejumlah orang tua siswa di Cirebon, terkait keberatan iuran pada tingkatan SMP. Menurutnya, itu sudah menjadi tanggung jawab Bupati.
“Paling utama untuk tingkat SD dan SMP itu sudah ada putusan Mahkamah Konstitusi bahwa pendidikan harus menjadikannya free (gratis) dan menjadi kewajiban Negara,” tegas yang akrab disapa KDM itu.
Baca juga: Sambut HUT ke-80 RI, Pemerintah Imbau Kibarkan Bendera Merah Putih Mulai Awal Agustus
Dirinya menekankan bahwa masyarakat seharusnya tidak hanya fokus menuntut agar pendidikan digratiskan, tetapi turut berperan aktif dalam menjaga dan mengawal nilai-nilai penting yang terkandung dalam proses pendidikan itu sendiri.
Sehingga KDM mengajak seluruh orang tua siswa di Jawa Barat, apabila negara menggratiskan pendidikannya, terutama di sekolah negeri, maka orang tua juga tidak bersikap berlebihan seperti membelikan motor mahal bagi anak-anaknya.
Termasuk diantaranya membelian anak-anak baju mahal, jam tangan mahal, atau bekal yang berlebihan. Dirinya mnyebut hal itu menjadi aneh jika dilakukan oleh orang tua siswa.
Baca juga: Tak Perlu Datangi Sekolah, Begini Cara Cek Status Pencairan Dana PIP
Mantan Anggota Komisi IV DPR RI itu juga berharap, pendidikan sepatutnya menjadi sarana untuk mendidik karakter untuk masa depan bangsa, bukan untuk ajang berpesta pora.
“Lebih baik hujan keringat di sekolah daripada hujan air mata saat setelah dewasa,” ucap Dedi.***(Sunandar)