Kota Cimahi – Sempat viral video Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan menyentil Sekda Jabar Herman Suryatman saat hadir dalam Rapat Paripurna DPRD Jabar, Kamias (19/6/2025).
Di hadapan rapat Paripurna, Wagub Erwan Setiawan menyindir Sekda Jabar Herman Suryatman yang dinilai jarang berada di kantor (Gedung Sate) dan juga jarang hadir dalam rapat paripurna.
Usai menghadiri Rapat Paripurna DPRD Kota Cimahi dengan agenda HUT ke-24 Kota Cimahi, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi sempat berseloroh jika hal tersebut terjadi karena Wagub Erwan Setiawan sedang rindu pada Sekda.
Baca juga: MTQH 2025, Tiga Kafilah Putri Tuan Rumah Sabet Medali Emas Pertama
“Itu wakil Gubernurnya lagi kangen sama Sekda,” ujar Dedi yang dikuti tawa seluruh awak media, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cmahi, serta anggota DPRD Kota Cimahi.
Namun gubernur yang akrab disapa KDM itu akhirnya juga menyampaikan tanggapan lanjutan terkait aksi sindiran yang dilontarkan Erwan kepada Sekda Jabar itu.
Menurut KDM, dirinya saat itu terpaksa menugaskan Wagub untuk menghadiri rapat paripurna DPRD Jabar. Sementara Sekda harus mendampingi dirinya menyambut kedatangan Menko yang meninjau lokasi bencana pergeseran tanah di Purwakarta.
Baca juga: Kepala Kantor Pertanahan Kota Cimahi Pimpin Rapat Pengadaan Tanah Proyek Kereta Cepat
“Waktu itu saya lagi ada tugas, kemudian di Paripurna saya menugaskan Wakil Gubernur. Kemudian ada Menko melihat bencana pergeseran tanah di Purwakarta. Saya harus didampingi Sekretaris Daerah, itu bagian dari menghormati pemerintah pusat,” jelasnya.
KDM pun memuji Herman Suryatman yang menurutnya berbeda dengan sekda pada umumnya. Tak hanya mengerjakan tugas yang bersifat administratif, Herman kerap menyelesaikan hal teknis dengan terjun langsung ke lapangan.
“Sekda Jabar ini cerdas, pandai mengambil keputusan dan eksekutor. Biasanya Sekda itu administratif, nah Sekda Jabar itu tidak hanya administratif, dia berani mengambil keputusan dan pasang badan,” kata Dedi Mulyadi.
Baca juga: Kondisi Sekolah yang Memprihatinkan Disinggung Bupati dalam Perayaan HUT ke-18 Bandung Barat
Mantan Bupati Purwakarta itu mencontohkan ketika di pagi hari Sekda Herman Suryatman menelpon dirinya mengabarkan banyaknya sampah yang ditemukan. Saat itu pula Herman mengambil langsung keputusan dengan membersihkannya.
Karakter Herman yang dinilai cepat dalam bekerja dan tegas saat mengambil keputusan, menurut KDM karena latar belakang Herman yang pernah mengenyam pendidikan semi militer di IPDN.
“Karena ini (Herman Suryatman) berlatar belakang pendidikan semi militer lewat IPDN, pernah ikut wajib militer, pernah jadi Danramil, jadi kalimatnya memang “Petarung” gitu,” lanjut KDM.
Baca juga: Selain Soal Premanisme, Ini Tuntutan Puluhan Sopir Truk Bandung Barat Saat Aksi Demo
Sebelumnya viral di media sosial sebuah video yang menunjukkan Wakil Gubernur Jabar Erwan Setiawan menyindir Sekda jarang hadir di kantor dan rapat paripurna.
Sindiran Erwan terlontar saat menanggapi pertanyaan Anggota DPRD Jabar dari Fraksi PDI Perjuangan Pipik Taufik Ismail soal utang Pemprov Jabar kepada BPJS Kesehatan sebesar Rp300 miliar.
Ia menjelaskan, kasus tunggakan BPJS Kesehatan yang ditanyakan Anggota DPRD Jabar itu terjadi pada 2024, saat dirinya bersama KDM belum menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur.
Baca juga: Selain Soal Premanisme, Ini Tuntutan Puluhan Sopir Truk Bandung Barat Saat Aksi Demo
Alih-alih memberikan jawaban sesuai harapan penanya, Erwan justru menyarankan Dewan agar pertanyaan tersebut disampaikan langsung kepada Sekda atau TAPD.
“Sekalian tanyakeun, ‘Ka mana wae Sekda?’ Selama saya paripurna mewakili Pak Gubernur, belum pernah saudara Sekda hadir,” kata Erwan yang disambut riuh para legislator.
Tak hanya soal kehadiran di rapat paripurna, politisi Partai Demokrat itu juga menyebut Herman Suryatman kerap jarang berada di kantornya, di Gedung Sate.
Baca juga: PWI Kabupaten Bandung Dukung Program Maghrib Mengaji: Perkuat Akidah Generasi Muda
Mendapati jawaban tersebut, Wakil Ketua DPRD Jabar yang sekaligus sebagai pimpinan rapat MQ Iswara mengingatkan bahwa hal yang disampaikan Wagub sejatinya merupakan masalah internal eksekutif.***(Heryana)