Kabupaten Bandung – Sebanyak 3.840 anak PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) berhasil pecahkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) pembuatan kain batik ecoprint dengan peserta terbanyak.
Pamecahan rekor MURI yang digagas Bunda PAUD Kabupaten Bandung Emma Dety itu mengembangkan teknik membatik dengan menggunakan bahan-bahan alami berupa dedaunan yang saat ini cukup populer dengan istilah batik ecoprint.
Emma Dety menuturkan, pelibatan anak PAUD dalam pemecahan rekor MURI saat itu belum seluruhnya. Ia menyebut, dari 31 kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung hanya beberapa kecamatan yang dilibatkan.
Baca juga: Tetiba Jadi TPS, Tumpukan Sampah di Desa Sariwangi Ganggu Kenyamanan Warga
“Kenapa melibatkan 3.480 siswa PAUD, itu karena disesuaikan dengan Hari Jadi ke-348 Kabupaten Bandung, tinggal menambah nol-nya di belakang,” tuturnya disela kegiatannya di Bale Rame,Soreang, Jumat (25/4/2025).
Pelibatan ribuan anak PAUD dalam membuat batik ecopeint di Kabupaten Bandung, kata Emma merupakan yang pertama terjadi di Indonesia, sehingga wajar jika akhirnya mampu memecahkan rekor MURI.
Ia berharap kegiatan tersebut dapat memberikan edukasi sejak dini, menumbuhkan kreativitas, sekaligus meningkatkan kecintaan anak-anak terhadap alam dan lingkungannya.
Baca juga: Menakjubkan, Olah 120 Ton Sampah Sebulan Hasilkan Limpahan Cuan
“Anak-anak biasanya senang mencabut daun atau bunga hanya sekedar iseng saja. Nah, dari daun atau bunga itu ternyata bisa dibuat suatu hasil karya yang disebut batik ecoprint ini, sehingga mereka bisa lebih kreatif,” jelasnya.
Batik ecoprint dihasilkan melalui sebuah proses yang disebut dengan metode pounding, yakni mentransfer pigmen dedaunan ke atas permukaan kain dengan hanya dipukul menggunakan batu atau martil.
Metode tersebut sangat mudah dilakukan oleh anak-anak namun menghasilkan arya batik yang sangat baik dan indah. Bentuk dan warna pigmen dedaunan yang berbeda-beda menghasilkan seni batik yang sangat estetik dan istimewa.***(Heryana)