Kabupaten Bandung – Tanaman kakao yang berasal dari hutan triopis di Amerika Tengah dan Selatan, berhasil dibudidayakan di sejumlah negara, termasuk Indonesia, tepatnya di Kabupaten Bandung.
Sebagai bahan baku cokelat, tanaman kakao memiliki potensi ekonomi yang cukup tinggi. Sehingga wajar jika kini menjadi komoditas unggulan Kabupaten Bandung.
Bahkan Anggota DPRD Jawa Barat Seful achri memandang tanaman kakao berpeluang besar dikenbangkan di Kabupaten Bandung setelah kopi yang juga menjadi unggulan.
Baca juga: Soal Pemberlakuan Tarif PPN, Presiden Prabowo: Kita Utamakan Kepentingan Rakyat Keseluruhan
“Kakao ini memiliki dua fungsi utama, yakni konservasi lingkungan dan potensi ekonomi,” kata Saeful saat ditemui di Baleendah, Selasa (31/12/204).
Jika sebelumnya tanaman kopi menjadi unggulan Kabupaten Bandung, maka kakao dapat menjadi alternatif dengan potensi ekonomi yang juga cukup tinggi.
Terlebih jika melihat permintaan pasar dan kebutuhan kakao internasional yang begitu besar, kata Saeful, maka menjadi peluang bagi daerah penghasil tanaman tersebut.
Baca juga: Presiden Prabowo Subianto Tegaskan PPN 12 Persen Hanya untuk Barang Mewah
Hal menggelitik juga disampaikan politisi Partai Demokrat itu, yakni bahan baku pabrik cokelat terbesar se-Asia Pasifik yang berdomisili di kabupaten Bandung, justru didatangkan dari luar Jawa Barat.
Diketahui, untuk memenuhi kebutuhan biji kakao, pabrik cokelat yang berada di jalan Mochamad Toha itu justru mendapatkanya dari Sulawesi dan Lampung.
“Potensinya besar, tapi belum menjadi komoditas unggulan yang digarap serius,” ujarnya.
Baca juga: Sempat Viral, Pelaku Pemerasan Bersenjata Tajam di Majalaya Dibekuk Polisi
Saeful Bachri yang merupakan Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat itu akhirnya menyampaikan komitmennya untuk mendorong budidaya kakao di Jawa Barat, terutama Kabupaten Bandung.
Namun, ia tak menampik jika dalam upaya meraup keuntuangan ekonomis dari budidaya kakao masih terdapat kendala, semisal minimnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat kako.
Masalah dan tantangan lainnya, yakni jumlah petani kakao masih sedikit, serta minimnya informasi keberhasilan budidaya kakao.
Baca juga: Kapolres Cimahi Resmikan Gedung SPKT Baru, Ada Edukasi Hukum dan Warung Kejujuran
“Pasar kakao ini sangat terbuka lebar, tetapi suplai masih sangat sedikit,” imbuh Saeful.
Akhirnay ia berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatian terhadap potensi budidya kakao, dengan memberikan fasilitas bagi para petani tanaman bahan baku cokelat itu.***(BS)