Jakarta – Publik saat ini disuguhkan dengan informasi terkait hukuman yang diterima para koruptor di Indonesia, yang terlampau rendah dibanding kerugian yang dialami negara.
Terbaru, kasus korupsi yang menyeret para petinggi PT Timah (Tbk.) pun vonis yang dijatuhkan sangat ringan, padahal negara mengalami kerugian hingga Rp300 triliun.
Tampak geram, Presiden Prabowo Subianto angkat bicara mengamati situasi yang terjadi dengan penegakan hukum dan vonis yang dijatuhkan kepada para koruptor.
Baca juga: Tak Ada Cuaca Ekstrem di Malam Pergantian Tahun, Begini Kata BMKG
“Merampok ratusan triliun vonisnya sekian tahun. Jangan-jangan di penjara pakai AC, punya kulkas, pakai TV,” kata Prabowo Subianto dalam pidatonya di Musrenbangnas RPJMN 2025-2029,Senin (30/12/2024).
Presiden mengatakan, rakyat Indonesia saat ini tak bsa dibodohi lagi, terlebih kini seluruh masyarakat sudah memiliki gawai (gadget), sehingga memahami setiap informasi yang beredar.
Ia juga meminta para pengadil agar tidak memberikan hukuman yang terlalu ringan kepada para koruptor seperti yang terjadi selama ini di Indonesia.
Baca juga: Belasan Ribu Botol Miras Dimusnahkan Polres Cimahi dalam Operasi Cipta Kondisi
“Saya mohon ya,kalau sudah jelas melanggar, jelas mengakibatkan kerugian triliunan, ya semua unsur lah. Terutama juga hakim-hakim, vonisnya jangan terlalu ringan lah,nanti dibilang Prabowo nggak ngerti hukum lagi,” tandasnya.
Selainkepada hakim, Presiden Prabowo juga meminta aparat penegak hukum (APH) lainnya seperti Menteri Pemasyarakatan dan Jaksa Agung memberikan hkuman berat kepada para peaku korupsi.
“Vonis saja 50 tahun, begitu kira-kira,” ujarnya, diiringi tepuk tangan seluruh undangan yang hadir di Gedung Bappenas malam itu.
Baca juga: Gol Tunggal Tyronne Del Pino Antarkan Persib Puncaki Klasemen Liga 1
Apa yang terjadi saat ini terkait keadilan dalam upaya penegakan hukum di Tanah Air, Prabowo menyebut hal itu merupakan kesalahan kolektif, tak bermaksud menyalahkan pihak tertentu.
Selanjutnya, mantan Menteri Pertahanan RI di era Presiden Jokowi itu juga mengajak seluruh pihak untuk segera berbenah diri.
“Mari kita kembali ke jati diri kita, kembali ke 17 Agustus 1945, cita-cita para pendiri bangsa. Ini kesalahan kolektif kita, mari kita bersihkan, sebelum nanti rakyat yang membersihkan kita,” ungkapnya.***(Heryana)