Kabupaten Bekasi – Sejumlah wilayah di kabupaten Bekasi yang terendam banjir akhirnya menunjukan perubahan yang signifikan. Meski masih terdapat beberapa titik yang tergenang, namun hal tersebut terbilang aman, pasalnya ketinggian air hanya tersisa tinggal sekira 10 sentimeter.
Gambaran tersebut disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bekasi, Dedy Supriyadi pasca melakukan pemantauan langsung ke lapangan, Selasa (7/3/2023). Ia juga memperhatikan pengungsi yang jumlahnya mulai berkurang.
“Tadi saya pantau kecamatan Muaragembong, di sana ketinggian airnya tinggal sekitar 10 sentimeter. Demikian juga di Pebayuran, hanya tinggal beberapa desa yang masih terdampak banjir, pengungsian juga tinggal sedikit,” ujarnya.
Ia berharap, banjir dapat segera surut sebelum berakhirnya status Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi, yakni pada 12 Maret 2023. Agar kegiatan masyarakat kembali berjalan normal.
“Semua upaya penanganan banjir sudah kami lakukan maksimal, termasuk distribusi bantuan dari dinas terkait untuk warga terdampak. Bagi sawah yang terdampak dan gagal panen mungkin bisa dilakukan penanaman benih kembali. Semoga seluruh roda perekonomian bisa kembali berjalan normal,” harapnya.
Sejumlah hambatan dalam upaya penanganan banjir menurut Dedy masih menjadi pekerjaan rumah pihaknya. Hambatan yang disebutnya sebagai hasil kajian diantaranya normalisasi sungai dari sedimentasi dan rob atau banjir akibat air laut pasang.
“Karena ini berkaitan dengan kewenangan, tentunya tidak bisa Pemkab Bekasi kerjakan sendiri. Maka kami intens berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Penanganan akan dilakukan jika kondisinya sudah memungkinkan, misalnya dengan menerjunkan alat berat,” tuturnya.
Menangani banjir kabupaten Bekasi kata Dedy harus melalui koordinasi antar pemerintahan mulai dari pemerintah daerah, provinsi, hingga pusat.
“Karena ini menyangkut kewenangan, maka kalau diizinkan, kita akan lakukan. pada intinya, kita lakukan yang terbaik bagi warga,” terangnya.
