Kabupaten Bandung – Dinas Pendidikan Jawa Barat bersama Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SLB Jawa Barat menyelenggarakan Special Education Expo. Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 13-15 September tersebut menampilkan beragam hasil karya anak-anak yang menempuh pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat.
Diantara deretan stand di Dome Bale Rame Sabilulungan, Soreang, adalah MKKS kabupaten Sukabumi yang memamerkan sejumlah hasil karya peserta didik dari sebelas SLB. Kepala SLB PGRI Gegerbitung, Penti Ristian Lestari mengatakan, kegiatan ini menjadi ajang untuk menampilkan karya-karya SLB yang tidak kalah menarik dan berkualitas.
“ini menjadi wadah dimana disabilitas di SLB dapat menunjukkan kemampuannya dalam vokasional atau keterampilan. Kami dari sebelas SLB kabupaten Sukabumi menampilkan hasil karya masing-masing sekolah seperti karya desain grafis, tanaman, pupuk kompos, souvenir bahkan kulinernya yang sebentar lagi viral yaitu sambel Sambo”, tutur Penti.
Produk yang ditampilkan menurut sekretaris MKKS kabupaten Sukabumi tersebut merupakan karya anak-anak disabilitas di SMPLB dan SMALB melalui keterampilan pilihan atau vokasi. Menurut Penti, vokasi disesuaikan dengan bakat dan minat dari peserta didik itu sendiri. Sekolah yang dipimpinnya, yakni SLB PGRI Gegerbitung menampilkan karya unggulan desain grafis yang diaplikasikan pada kaos. Sementara keterampilan merangkai bunga yang menjadi juara pertama tingkat kabupaten juga ditampilkan menjadi peserta lomba tingkat provinsi.
Pengurus MKKS kabupaten Sukabumi, Tuti Alawiyah menuturkan bahwa lingkungan sekitar mampu dimanfaatkan oleh sekolah yang dipimpinnya untuk menjadi hasil karya seperti pot tanaman hias dan pupuk kompos.
“Kami membuat pupuk kompos menggunakan limbah tanaman sekitarnya, kebetulan kami dekat gunung. Pupuk ini bisa untuk tanaman hias hingga pertanian. Bahkan dari tiga varian pupuk yang kami tampilkan ternyata alhamdulillah habis terjual, salah satunya oleh pertanian Ciwidey yang meminta kami menyiapkan untuk pertanian seluas 5 hektar”, imbuh Tuti.
Kepala SLB ABC Anugerah kabupaten Sukabumi itu menjelaskan, pupuk kompos karya anak-anak didiknya mampu membuat inovasi dalam dunia pertanian. Salah satu keunggulan dari pupuk buatannya dapat mengubah warna tanaman agronema yang biasa hanya berwarna hijau, kini bisa dimodifikasi sesuai keinginan dengan mengatur komposisi penggunaan. Alhasil warna tanaman tersebut menjadi lebih beragam seperti kuning, merah, dan gradasi warna lain.
SLB saat ini menurut Penti memiliki porsi pemahaman yang tidak kalah dengan sekolah pada umumnya. Siswa SLB menurut Penti akan seperti siswa lain jika diarahkan dan dilatih sesuai bakat dan minatnya.
“SLB jadi seperti rasa SMK, kita punya porsi terbesar kurikulumnya itu keterampilan pilihan. SLB PGRI Gegerbitung dan SLB ABC Anugerah juga kebetulan sebagai sekolah penggerak, jadi ada penguatan project yang salah satunya adalah tema kewirausahaan. Tapi prosesnya cukup panjang dimulai dari assesment dulu, anaknya mampu dilatih sesuai bakat dan minat mereka. Event hari ini tentunya sebagai unjuk kabisa, unjuk kreatif anak-anak disabilitas”, imbuh Penti.
Di sisi lain Tuti Alawiyah berpendapat Special Education Expo menjadi ajang promosi untuk sekolahnya, dengan event tersebut masyarakat mengetahui vokasi apa yang dikembangkan di SLB yang dipimpinnya.
“Kita mungkin menuju ke arah bisnis kalau melihat kemampuan yang dibuktikan hingga hari ini. Soal permintaan pasar dalam jumlah besar kita akan melihat dulu kesiapan anaknya ya”, ujar Tuti.
Menutup perbincangan, Penti menyampaikan harapan agar stigma negatif masyarakat terhadap disabilitas dapat terpatahkan setelah melihat hasil-hasil karya hebat disabilitas.***(hry).