Permintaan Kopi Dunia Tinggi, Kadistan: Area Tanam Kopi Kabupaten Bandung Bertambah 1.000 Hektar Per Tahun

Bandung Raya848 Dilihat

Kabupaten Bandung – Kepala dinas pertanian (Distan) kabupaten Bandung, Tisna Umaran menyambut baik digelarnya Bedas Coffee Festival. Menurut Tisna kegiatan seperti ini akan meningkatkan gairah bisnis kopi di kabupaten Bandung.

“Luas area tanam kopi di kabupaten Bandung itu pertahunnya bertambah 1000 hektar, karena kopi sudah sangat menjanjikan dari sisi ekonomi. Tentunya program yang diinisiasi oleh Disbudpar seperti ini akan meningkatkan gairah pemasaran, gairah bisnis terkait dengan kopi, jadi kami sangat mendukung”, jelas Tisna.

Seiring pengembangan produksi kopi di kabupaten Bandung, Tisna mengatakan masih terdapat beberapa hal yang harus dilakukan pihaknya sebagai solusi atas kendala yang dihadapi.

“produktivitas kita masih rendah ya jika dibandingkan dengan Vietnam dan Brasil, jadi kita support agar produktivitasnya meningkat, harganya bagus, kuantitasnya naik,maka keuntungannya akan bertambah. Kalau mengikuti permintaan pasar tentu kita masih jauh bisa memenuhinya, misalnya Turki yang membutuhkan 800 ton dan kita tidak punya barang sebanyak itu”, lanjut Tisna.

Saat ditanya peluang luas lahan yang dapat ditanami kopi di kabupaten Bandung, Tisna mengataka hal tersebut mash sangat terbuka. Tisna sempat menjelaskan tentang MoU antara Perhutani dengan Pemda atas 50 ribu hektar lahan Perhutani yang dapat dikerjasamakan dalam budidaya kopi. Karena menurutnya, budidaya kopi tidak hanya menguntungkan dalam segi peningkatan ekonomi kabupaten Bandung, akan tetapi juga menguntungkan Perhutani ketika ditanami kopi maka lahannya terjaga dengan baik.

“Kalau di kawasan Perhutani dan perkebunan baru sekitar 9000 hektar lahan yang ditanami kopi, artinya masih sangat luas lahan yang dapat dijadikan tempat budidaya kopi, namun kami lakukan penambahan lahan secara bertahap, isalnya untuk tahun ini kami tanam sejuta pohon karena tentu berkaitan dengan APBD juga ya”, jelasnya.

Bedas Cofffe Festival menghadirkan 50 stand pengrajin kopi. Salah satu stand menawarkan olahan kopi terbaik kabupaten Bandung dengan campuran bahan unik, yaitu kecombrang. Sang pemilik resep kopi unik tersebut, Andrea mengatakan Bupati Bandung menyukai kopi racikannya.

“Iya tadi Pak Bupati suka sekali dengan kopi kecombrang. ini perpaduan antara kopi, buah , dan bunga (kecombrang). Kami padukan unsur-unsur alam dari tanah Jawa Barat, dan inilah yang membedakan kami dengan racikan kopi-kopi lainnya’, tutur Andrea.

Menurut Andrea kopi dari kabupaten Bandung memang memiliki keistimewaan, terutama yang berasal dari wilayah selatan. Selain citarasa kopinya yang nikmat, prestasi kopi yang sudah dikembangkan di kabupaten hingga dikenal ke seluruh Indonesia juga menjadi daya tarik tersendiri.

“Sejak 2016 kami sudah fokus ke produksi, dan produk kami sudah dipakai beberapa retail dan horeca (hotel, resto dan cafe), kami juga sudah ekspor ke beberapa negara”, tambah Andre

Sejalan dengan popularitas kopi asal kabupaten Bandung maka pengrajin kopi pun tumbuh semakin banyak. Hal tersebut menciptakan persaingan sekaligus tuntutan akan kreatifitas dari para pengrajin untuk menciptakan inovasi.

“Kuncinya mengedepankan satu signature atau kelebihan dari spesiality kopi tersebut, kita punya daya tarik yang bisa market terima. Terutama sekarang di jaman 5.0 itu market semakin luas, maka kreasi mengembangkan kopi itu sendiri dituntut terus berkembang”, sambungnya.

Kopi kecombrang menurut Andrea mendapat sambutan dan tempat dihati pecinta kopi. Alasannya karena kopi kecombrang racikan Andrea terbilang sangat unik. Saat ditanya kapasitas produksi, Andrea mengaku setiap harinya mampu memproduksi dua sampai tiga ton kopi.

 

 

 

Jurnalis: Heryana

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *