Mengapa Kabupaten Pangandaran Pilih Ikan Marlin Jadi Ikon? Begini Penjelasannya

Wisata22 Dilihat

Kabupaten Pangandaran – Penyertaan satwa dalam identitas sebuah daerah atau suatu negara sudah menjadi hal lumrah. Selain menunjukkan potensi kekayaan, ikon satwa juga digunakan dengan makna filosofis tertentu.

Jika pada umumnya sebuah daerah memilih jenis satwa yang brasal dari hutan seperti harimau, singa, atau mungkin kuda sebagai simbol yang menunjukkan kekuatan dan semangat pembangunan, lain halnya dengan Kabupaten Pangandaran.

Daerah termuda di Provinsi Jawa Barat itu justru memilih Ikan Marlin sebagai simbol atau ikon. Pemilihan satwa laut ini tentunya sangat berbeda dengan daerah lain yang umumnya memilih satwa darat.

Baca juga: Dedi Mulyadi Ingatkan Tata Ruang dengan Identitas Lokal Tingkatkan Daya Saing Jawa Barat

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pangandaran Kusdiana mengatakan, pemilihan ikan marlin sebagai simbol didasarkan pada karakter hewan laut dengan moncong panjang ini yang mampu melompat tinggi dan cepat.

“Ikonnya ikan marlin. Kenapa tidak kuda atau gajah, karena Pangandaran sebagai kabupaten baru kalau ingin menyamai kabupaten lain harus meloncat, tidak bisa dengan berlari,” tutur Kusdiana.

Ikon ikan marlin, menurutnya sesuai dengan jargon kabupaten yang terkenal dengan objek wisata pantainya itu, yakni “Pangandaran Melesat, Masyarakatnya Semakin Pesat”.

Baca juga: Benarkah Pemerintah Bangun Pasar Panorama di Lahan Hasil Serobotan? Terduga Ahli Waris Jelaskan Begini

Jargon tersebut menunjukkan semangat dan motivasi pemerintah dan seluruh warga Kabupaten Pangandaran untuk bisa dengan cepat menyamakan posisi diantara 26 kabupaten/kota lainnya di Jabar.

Lebih dari itu, Kusdiana bilang daerahnya yang baru berusia 13 tahun itu diharapkan mampu melampaui daerah lain yang telah lebih dulu lahir.

“Sehingga dengan loncatan bisa menyesuaikan atau bahkan bisa mendahului kabupaten/kota lain,” ujarnya.

Baca juga: Wagub Jabar Luncurkan Poskestren, Tumbuhkan Perilaku Hidup Sehat Warga Pesantren

Diakui Kusdiana, di usia yang baru menginjak 13 tahun, kabupaten Pangandaran mampu menunjukkan pembangunan yang menggembirakan. Bahkan sebuah survei menunjukkan Pangandaran sebagai daerah dengan indeks kebahagiaan masyarakatnya tertinggi di Jawa Barat.

Hal tersebut menurutnya, memang tidak terlepas dari alam Pangandaran itu sendiri yang sekelilingnya memiliki potensi nilai kepariwisataan tinggi.

“Inilah Pangandaran yang menurut survei bahwa masyarakat paling bahagia di Jawa Barat itu adalah masyarakat Pangandaran. Kenapa, karena memang di sekelilignya adalah objek wisata, destinasi wisata alam semua,” jelasnya.

Baca juga: Wagub Jabar Harap Nilai Kesehatan Jadi Bagian Pembelajaran di Pesantren: Ibadah Lebih Nikmat

Kelebihan dari Pangandaran, lanjut Kusdiana, adalah wisata alam yang tidak membosankan dan menarik tak hanya untuk kalangan muda, tetapi juga bahkan untuk usia 40 tahun keatas.

“Beda dengan destinasi wisata di daerah lain, misalnya Borobudur, kalau usia sepuh sudah mulai mengeluhkan cape,” pungkasnya.***(Adel Hadianie)

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *