Siswa Belum Terbiasa di Asrama, DPR Sebut MPLS Sekolah Rakyat Terlalu Pendek

Nasional28 Dilihat

Tangerang Selatan – Anggota Komisi VIII DPR RI Selly Andriyani Gantina menyoroti persoalan psikologi siswa Sekolah Rakyat yang masih memerlukan waktu lebih lama untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan asrama.

Proses adaptasi yang lebih panjang menurut Selly dapat dikonversi ke dalam durasi Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang lebih lama oleh Kementerian Sosial sebagai leading sector Sekolah Rakyat.

Pernyataan tersebut disampaikan Anggota Komisi VIII DPR RI itu di sela-sela kunjungan kerjanya ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 33 Tangerang Selatan, Banten, Jumat (19/9/2025).

Baca juga: Takut Naik Pesawat? Tenang, Kemenhub Pastikan Keselamatan Penerbangan dengan Cara Ini

“Yang juga menjadi catatan kami bahwa MPLS yang selama ini dilakukan oleh Kementerian Sosial masih terlalu pendek dan tentu juga harus memperhatikan kondisi psikologis anak dan kondisi sosial geografis daerah masing-masing,” jelasnya.

Selly berpandangan demikian setelah menerima curhat dari sejumlah siswa SRMA 33 Tangsel yang mengaku membutuhkan waktu untuk beradaptasi di lingkungan yang belum pernah mereka alami.

Terlebih denga konsep boarding school membuat para siswa harus tinggal di asrama yang berbeda dengan kebiasan mereka sebelumnya, yang selalu berkumpul dengan orang tua dan keluarga.

Baca juga: Gebyar Penyerahan HKI, Cara Pemkab Bandung Lindungi Pelaku Ekraf dari Plagiarisme

“Kalau pertama-tama pasti nangis kayak belum terbiasa mau beradaptasi. Jadinya nangis berasa ingin ada orang tua di samping,” ujar salah seorang siswi kepada Selly.

Namun saat itu, Selly yang merupakan politisi PDI Perjuangan sempat menyemangati para siswa dengan mengatakan bahwa keberadaan mereka di Sekolah Rakyat atas berkat doa orang tua, bukan keinginan pemerintah.

Berkaca pada situasi demikian, Selly meminta agar selain durasi diperpanjang agar proses adaptasi siswa efektif, MPLS diharapkannya juga menghadirkan pendampingan terapis psikologi bagi siswa.

Baca juga: Minimaliasi Resiko Bencana, Destana Cikahuripan Lembang Gencarkan Sosialisasi Kebencanaan

“Mungkin kultur setiap daerah sangat berbeda, sehingga anak-anak mengalami syok beradaptasi. Dan tentu MPLS yang dimaksudkan oleh kami harus juga didampingi dengan kesiapan terapis-terapis yang memang harus mendampingi dari awal sampai dengan akhir,” jelasnya.***(Heryana)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *