Heboh, Beredar Kabar Luxury Brand Eropa Ternyata Produksi di China

Internasional430 Dilihat

Bandung – Barang branded yang selama ini menjadi kebanggaan, bahkan seolah menjadi standar kaum the have kini menjadi bahan perbincangan yang mengarah pada munculnya keraguan akan Luxury Brand tersebut.

Pasalnya, luxury brand seperti tas super mahal Eropa saat ini menjadi bahan perbincangan hangat di jagat maya, menyusul beredarnya kabar bahwa merek ternama seperti Gucci, Chanel, Louis Vuiton, dan Hermes diproduksi di China.

Padahal, contoh luxury brand yang disebutkan di atas sedang mengalami peningkatan popularitas yang begitu kencang. Namun, hadirnya isu bahwa lambang kemewahan itu diproduksi di China, seketika sosial media langsung berisik.

Baca juga: Pemprov Jabar Segera Hijaukan Lokasi Longsor Bogor Jadi Leuweung Batutulis dengan Pohon Endemik

Tidak dipungkiri bahwa cara pandang publik akan sangat berbeda terhadap produk yang dibuat di negeri Tirai Bambu. Selain harga murah, asumsi rendahnya kualitas tak bisa dipisahkan dari mindset publik akan produk China.

Meski sebenarnya ada sejumlah faktor yang menjadi penentu harga sebuah produk, termasuk biaya pegawai yang. Namun, pemikiran yang melekat bahwa produk China murah karena kualitasnya, sulit untuk bisa hilang dalam sekejap.

Faktanya, produk mewah global pun kini seakan tak memengaruhi dan menghentikan mulai munculnya keraguan dari konsumen yang lebih meyakini akan dugaan terjadinya penurunan kualitas, atau bahkan gengsi dari produk mendunia itu.

Baca juga: Program Padat Karya Dipilih Pemkot Bandung Jadi Upaya Stabilkan Ekonomi Warga

Dampak perbincangan di media sosial soal China Luxury Brand makin meluas dengan bergesernya pola belanja generasi muda China yang sebelumnya “gila” merk asing, kini mereka lebih memilih produk lokal.

Sorotan publik akan China luxury brand semakin ramai setelah sejumlah kreator konten asal China membagikan fakta adanya sejumlah produk mewah “Made in Italy” misalnya, diproduksi di China.

Tak tanggung-tanggung kontribusi China dalam proses produksi mencapai antara 60-80 persen dari jumlah produk fesyen mewah dunia yang diproduksi seperti Gucci dan Prada.

Baca juga: Kapolda Jabar Ingatkan Anggotanya Layani Masyarakat Sepenuh Hati

Produk China yang terkenal selalu murah memang meiliki pasar tersendiri yang tidak semua memilihnya. Tetapi, jika melihat piramida kemampuan ekonomi publik, maka kelas menengah ke bawah adalah yang terbesar, sekaligus menggambarkan pasar terbesar.

Namun, jika kembali ke perbincangan warganet soal luxury brand yang ternyata diproduksi di China, tentu akan memunculkan sejumlah pertanyaan. Diantaranya, seberapa lama lagi merek mewah global itu akan bertahan.

Atau, apakah mereka yang mampu masih akan tetap menjadikan produk mewah yang mereka miliki sebagai sesuatu standar kemewahan dan prestige bagi mereka?***(Adel Hadianie)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *