Hidup di dunia ini penuh dengan ujian. Setiap manusia, tanpa terkecuali, pasti mengalami kesedihan, kekecewaan, kebimbangan, atau kegelisahan.
Ada kalanya kita merasa terpuruk, kehilangan arah, atau terbebani oleh berbagai masalah yang seakan tiada akhir. Namun, di tengah gelapnya kebingungan, Allah SWT telah menghadirkan cahaya yang akan menerangi hati dan jiwa kita, yaitu Al-Qur’an.
Allah berfirman dalam Surah Yunus (10:57):
“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit dalam dada, petunjuk, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
Ayat ini mengingatkan kita bahwa Al-Qur’an bukan sekadar kitab suci, melainkan nasihat ilahi yang menuntun manusia ke jalan yang benar. Ia adalah penawar bagi hati yang luka, petunjuk bagi yang tersesat, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Tafsir Ayat Yunus (10:57) Menurut Ulama
1. Al-Qur’an Sebagai Mau’izhah (Pelajaran dan Nasihat Ilahi)
Kata “مَّوْعِظَةٌۭ” (mau’izhah) dalam ayat ini berarti nasihat yang memberi peringatan dan bimbingan. Nasihat dalam Al-Qur’an bukan sekadar kata-kata biasa, tetapi pelajaran yang datang langsung dari Allah untuk menyadarkan manusia dari kesalahan dan membimbing ke jalan yang lurus.
Ibn Katsir dalam tafsirnya menjelaskan:
“Al-Qur’an adalah nasihat yang Allah turunkan kepada manusia, yang berisi perintah, larangan, janji, dan ancaman. Ia memperingatkan manusia dari kebinasaan dan membimbing mereka ke jalan keselamatan.”
Contoh:
Ketika seseorang sedang lalai dalam ibadah, Al-Qur’an memberi peringatan tentang kematian dan hari akhir agar kita kembali kepada-Nya.
Jika seseorang terlalu cinta dunia, Al-Qur’an mengingatkan bahwa kehidupan dunia hanyalah ujian.
Surah Al-Hadid (57:20):
“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan”
2. Al-Qur’an Sebagai Syifa’ (Penyembuh Penyakit Hati dan Jiwa)
Allah menyebut Al-Qur’an sebagai وَشِفَآءٌۭ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ (penyembuh bagi penyakit dalam dada). Penyakit yang dimaksud bukan hanya penyakit fisik, tetapi lebih kepada penyakit hati dan jiwa, seperti:
– Penyakit syirik dan keraguan → Al-Qur’an menguatkan tauhid.
– Penyakit kecemasan dan kesedihan → Al-Qur’an memberi ketenangan.
– Penyakit iri, dengki, dan sombong → Al-Qur’an mengajarkan keikhlasan.
– Penyakit cinta dunia yang berlebihan → Al-Qur’an mengingatkan tentang akhirat.
Ibn Qayyim Al-Jauziyah berkata:
“Al-Qur’an adalah obat bagi semua penyakit hati. Tidak ada penyakit yang lebih berbahaya daripada penyakit hati, dan Al-Qur’an datang sebagai penawarnya.”
Contoh:
Seseorang yang mengalami kecemasan atau depresi karena kesulitan hidup, jika ia membaca dan mentadabburi Al-Qur’an, hatinya akan tenang.
Ketika seseorang merasa iri atau dengki, Al-Qur’an mengajarkan agar kita bersyukur dan berserah diri kepada Allah.
Surah Ar-Ra’d (13:28):
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
3. Al-Qur’an Sebagai Hudan (Petunjuk Hidup)
Allah menyebut Al-Qur’an sebagai هُدًۭى (hudan), yaitu petunjuk bagi manusia menuju kebaikan. Petunjuk ini mencakup semua aspek kehidupan, baik dalam urusan ibadah, akhlak, keluarga, ekonomi, hingga pemerintahan.
Surah Al-Baqarah (2:2):
“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.”
Al-Qur’an memberi petunjuk dalam berbagai aspek:
✔ Dalam ekonomi → Al-Qur’an melarang riba dan menganjurkan kejujuran.
✔ Dalam pernikahan → Al-Qur’an menekankan sakinah, mawaddah, dan rahmah.
✔ Dalam kepemimpinan → Al-Qur’an menegaskan pentingnya keadilan.
Contoh:
Dalam krisis ekonomi, Al-Qur’an mengajarkan zakat, infaq, dan sedekah sebagai solusi.
Dalam masalah rumah tangga, Al-Qur’an mengajarkan sabar dan kasih sayang sebagai kunci keharmonisan.
4. Al-Qur’an Sebagai Rahmat bagi Orang Beriman
Allah menyebut Al-Qur’an sebagai رَحْمَةٌۭ لِّلْمُؤْمِنِينَ (rahmat bagi orang-orang yang beriman). Rahmat ini berarti kasih sayang, ketenangan, dan keberkahan hidup yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang mengikuti Al-Qur’an.
Surah Al-An’am (6:157):
“Maka sungguh, telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat.”
Mengapa Al-Qur’an adalah rahmat?
✔ Ia mengajarkan akhlak mulia.
✔ Ia memberi solusi atas segala permasalahan hidup.
✔ Ia membawa ketenangan dalam hati.
Contoh:
Seseorang yang menjalankan perintah Al-Qur’an dengan ikhlas akan merasakan ketenangan dan kebahagiaan hakiki, meskipun hidupnya sederhana.
Al-Qur’an mengajarkan kita untuk bersyukur dalam segala keadaan, sehingga hati kita selalu lapang.
Maka, jika kita ingin hidup dalam ketenangan, kebahagiaan, dan keberkahan, tidak ada jalan lain selain berpegang teguh pada Al-Qur’an.
Artikel ini dipersembahkan oleh: