Pemkot Bandung Observasi Kebijakan Urai Kemacetan di Sejumlah Titik Lalulintas

Bandung Raya592 Dilihat

Kota Bandung – Pemerintah Kota Bandung bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama dengan sejumlah stakeholder terkait, yaitu akademisi, Dishub, Dinas SDABM, Kepolisian, dan DPRD terkait kemacetan di kota Bandung.

Wali Kota Bandung, Yana Mulyana sampaikan, persoalan kemacetan di Kota Bandung merupakan keniscayaan. Sebab, jumlah masyarakat Kota Bandung makin lama jadi tambah kala siang hari.

“Pada siang hari, jumlah masyarakat capai 3,7 juta jiwa. Sedangkan malam hari capai 2,5 juta. Tentunya dukungan jalur perlu disempurnakan sejalan pemakaian kendaraan baru yang kian banyak,” ujar Walikota Bandung Yana Mulyana.

Menurut Yana, Pemkot Bandung telah berupaya mendorong pemakaian transportasi publik untuk terintegrasi agar sanggup mengurai kemacetan di dalam jangka menengah bahkan jangka panjang.

“Untuk jangka pendek telah dilakukan, seperti rekayasa jalan. Sedangkan jangka menengah, kami perlu optimalisasi transportasi publik yang telah tersedia dan mendorong masyarakat untuk menggunakannya,” tuturnya.

Bahkan untuk konsep jangka panjang, diakuinya, transportsi publik berbasis kereta akan jadi tambah di Kota Bandung seperti MRT dan LRT mendatang.

“Koridor utara-selatan MRT dari Babakan Siliwangi-Stasiun Leuwipanjang telah selesai. Kami menghendaki akhir tahun 2022 atau awal tahun 2023 telah tersedia proses lelang di provinsi sebab ini benar-benar bantuan dari pusat dan provinsi,” ucapnya.

Bus juga sanggup jadi upaya solusi yang dioptimalkan sebagai usaha mengurai kemacetan di Kota Bandung. Bahkan, wacananya akan hadir Bus ASN demi kurangi kepadatan kendaraan.

Namun menurutnya, masih perlu dicari titik poin ke poin untuk memudahkan para ASN memarkir kendaraan pribadinya dan berangkat.

“Kita menentukan parkir motornya di poin itu, nanti mengfungsikan bus ke Balai Kota dan Jalan Cianjur. Semoga ini sanggup kurangi kepadatan juga sebab kebanyakan kemacetan itu di pagi dan sore hari,” tuturnya.

Sedangkan untuk jangka menengah dan panjang tersebut, Yana berharap hasil komendasi lainnya sanggup lahir dari hasil FGD ini.

“Mudah-mudahan FGD ini sanggup melahirkan kebijakan atau konsep jangka pendek, menengah dan panjang guna mengurai persoalan kemacetan di Kota Bandung,” harapnya.

Hal sama disampaikan Kepala Dishub Kota Bandung Dadang Darmawan mengatakan, upaya-upaya yang tengah dikerjakan diantaranya rekayasa jalan, seperti di Jalan Sukajadi dan Cipaganti.

“Baru-baru ini kami jalankan juga di Jalan Sukabumi. Kemudian, bersama dengan terdapatnya flyover Kopo yang baru juga menopang mengurai kemacetan di kawasan sekitar Jalan Kopo, Leuwipanjang, Cibaduyut, hingga ke Moh. Toha,” ucap Dadang.

Sementara itu, Kanit Lantas Polsekta Bandung Kulon Briptu Pepen Ahmad Supriatna menjelaskan selain pembenahan yang dikerjakan Pemkot Bandung dan stakeholder lainnya, peran masyarakat juga benar-benar penting untuk mengurai kemacetan di Kota Bandung.

“Tentunya sarana di Kota Bandung seperti jalur dan transportasinya telah mendukung. Tapi, kita perlu peran masyarakat untuk menopang semua sarana ini. Seperti, jangan buang sampah sembarangan. Karena banjir yang berlangsung pun memicu kemacetan,” jelas Pepen.

Menurutnya, semua lapisan elemen masyarakat harus sanggup sama-sama mencintai Kota Bandung, terasa memiliki agar turut terlibat dan merawat agar kondisi Kota Bandung semakin lama semakin lebih baik.

“Peran di kepolisian juga penting. Dari terasa 06.00 WIB semua telah perlu berada di plotting tiap-tiap menopang agar upaya lalu lintas selamanya berlangsung lancar,” ujar Pepen.

Upaya jangka panjangnya, perlu terdapatnya peran lebih jauh dari para ahli. Sebab, perlu kala untuk meneliti dan menimbang kebijakan jangka panjang suatu hal persoalan kemacetan di Kota Bandung.

“Tadi juga membicarakan edukasi lalu lintas untuk usia dini. Karena benar-benar penting terkecuali generasi muda yang kami latih dari saat ini untuk teratur lalu lintas,” tambahnya.

FGD ini dihadiri 100 peserta dari stakeholder terkait, seperti Dishub, Satlantas, DSDABM, akademisi, juga bagian dewan. Hasil dari FGD ini akan berbentuk rekomendasi sebagai konsep usaha Pemkot mengatasi kemacetan di Kota Bandung.***(amd).

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *