Janji Bupati Membuat Grand Design Sektor Pertanian Kabupaten Bandung

Bandung Raya1219 Dilihat

Kabupaten Bandung – Bupati Bandung, Dadang Supriatna mengungkapkan, kabupaten Bandung memiliki luas lahan pertanian yang mencapai 20.000 hektar. sekira 10 persennya menurut Dadang berpotensi menghasilkan nilai ekonomi tinggi.

Pernyataan itu ia sampaikan saat mengikuti kegiatan panen raya cabai yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bandung di Pangalengan, Selasa (25/10/2022).

Cabai menurut Dadang merupakan komoditas yang memiliki nilai ekonomi besar. Bahkan ia mengatakan, dari satu hektar tanaman cabai dapat memperoleh penghasilkan sebesar Rp 400 juta. Dengan demikian, Dadang yakin peningkatan ekonomi petani akan mampu menekan laju inflasi daerah.

“Dengan satu hektare lahan pertanian cabai dapat menghasilkan Rp 400 juta, jadi potensi pertanian di Kabupaten Bandung bisa mencapai triliunan rupiah per tahun,” ujar Dadang.

Dadang juga mengajak masyarakat yang memiliki lahan kosong agar memanfaatkannya untuk menanam cabai. Pasalnya, tanaman cabai menurut Dadang memberikan keuntungan yang besar setiap tahun. Dalam kesempatan yang sama, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui Distan juga menyerahkan bantuan berupa mesin pertanian di Desa Warnasari, Kecamatan Pangalengan.

Bupati mengaku bahwa peningkatan produksi pertanian di daerah yang dipimpinnya menjadi fokus utama. Bahkan ia berjanji, untuk tahun depan pihaknya akan membantu para petani melalui program subsidi pupuk.

Untuk mengetahui secara terperinci terkait jenis usaha pertanian yang dilakukan masyarakatnya, Bupati meminta data lengkap dari Distan.

“Salah satu bentuk dorongan pemerintah kepada para petani itu, adalah memberikan motivasi agar petani melakukan inovasi. Misalnya, memfasilitasi para petani dalam menjual hasil pertanian langsung ke konsumen, atau melalui program PUAS yang bekerjasama dengan Ormas Islam ,” katanya.

Berbagai program digulirkan Pemkab Bandung yang menunjukkan keberpihakkan kepada para petani di daerahnya. Sebut saja program asuransi dengan memberikan uang ganti sebesar Rp 6 juta per hektar kkepada petani yang mengalami gagal panen. Asuransi juga diberikan bagi peternak sapi sebesar Rp 10 juta.

Program berikutnya diungkapkan Bupati, yaitu bantuan hibah sebesar Rp 25 miliar yang akan diberikan tahun depan sebagai bentuk perhatian terhadap sektor pertanian.

Dalam skala yang lebih besar Bupati berjanji akan membuat sebuah grand design pemasaran hasil pertanian kabupaten Bandung. Dengan agenda tersebut, hasil pertanian kabupaten Bandung dapat diketahui sasaran pasarnya, apakah regional, atau bahkan internasional.

Dalam kesempatan itu, kepala Distan Kabupaten Bandung, Tisna Umaran menyampaikan pernyataannya terkait potensi lahan pertanian cabai di daerahnya. Menurut Tisna, jumlah lahan pertanian cabai di kabupaten Bandung mencapai ribuan hektar. Saat ini lanjut Tisna, para petani cabai sedang memasuki panen raya.

“Panen raya cabai ini dalam upaya mengendalikan inflasi. Setelah di belahan dunia dihadapkan pada krisis pangan dan energi, para petani berjibaku memproduksi bahan pangan yang dibutuhkan masyarakat,” katanya.

Tisna mengatakan, pertanian merupakan sektor yang paling bertahan, bahkan disaat terjadi krisis moneter. Untuk itu ia berharap produksi pertanian cabai, bawang merah, dan beras di kabupaten Bandung dapat mengendalikan inflasi.

“Pemerintah juga memberikan bantuan prasarana alat mesin pertanian, pompa air, pestisida dan bantuan lainnya untuk mengendalikan inflasi di daerah,” imbuhya.

Senada dengan Bupati, Tisna menjelaskan terkait pemasaran produk pertanian dengan penjualan langsung kepada konsumen. Dengan gerakan petani menjual hasil pertanian langsung ke konsumen, maka menurut Tisna, petani dan konsumen akan sama-sama diuntungkan.

Konsumen yang dimaksud Tisna adalah individu atau berupa badan usaha seperti hotel, rumah sakit, dan lembaga lainnya.***(bds).

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *