SMK Brossa Menakar Implementasi Kurikulum Merdeka Secara Mandiri

Bandung Raya725 Dilihat

Kabupaten Bandung – SMK Brossa menakar Implementasi Kurikulum Merdeka pada Juli 2022 untuk mempersiapkan para guru yang akan melaksanakan Kurikulum Merdeka Tahun Ajaran Baru 2022/2023, Kamis (07/07/22).

Tahun ajaran baru tinggal menghitung hari. Pemulihan pembelajaran akibat pandemi Covid-19 dilakukan dengan mengoptimalkan pembelajaran tatap muka dan implementasi Kurikulum Merdeka secara masif.

Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) semakin luas baik di sekolah penggerak maupun satuan pendidikan secara mandiri yang sehingga menjadi tantangan penerapan Kurikulum Merdeka pada implementasi yang sesuai dengan prinsip.

Implementasi Kurikulum Merdeka sudah ditawarkan secara sukarela, dimulai dari sekolah penggerak yang menjadi program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Ada tiga kategori IKM sesuai kesiapan sekolah, yakni Mandiri Belajar, Mandiri Berubah, dan Mandiri Berbagi. Pilihan Mandiri Belajar memberi kebebasan pada satuan pendidikan saat menerapkan Kurikulum Merdeka pada beberapa bagian sesuai prinsip Kurikulum Merdeka.

Adapun pada kategori Mandiri Berubah, pilihan ini memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan saat menerapkan Kurikulum Merdeka dengan memakai perangkat ajar yang tersedia pada satuan pendidikan.

Sedangkan, Mandiri Berbagi berarti satuan pendidikan diberikan keleluasaan menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar pada satuan pendidikan.

Sementara itu, dalam hal mutu, anak-anak harus dipastikan tak hanya sekolah, tetapi juga bertumbuh dan berkembang agar mendapat stimulasi karakter dan kompetensi dasar untuk masa depan.

Maka para guru SMK Brossa sebagai garda depan akan menjalankan tugasnya di sekolah dipersiapkan jauh hari agar mempersiapkan Implementasi Kurikulum Merdeka secara mandiri.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan tersebut dibimbing oleh pengawas pembina SMK Brossa sekaligus pemateri Dr. Hj. Eti Mulyati untuk menyampaikan materi pengenalan Implementasi Kurikulum Merdeka Maper Umum dan Mapel Produktif.

Bagi Eti Mulyati, upaya pemulihan dan transformasi pendidikan dengan beragam program yang menyasar langsung sekolah tentunya butuh peran guru. Untuk itu, penyiapan guru menjadi hal yang harus serius dilakukan sesuai dengan kebutuhan guru dalam melaksanakan pendidikan.

“Dikuatkan oleh SDM/guru-guru yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam mengimplementasikan karakter sekolah yang mampu menciptakan budaya kerja yang mempunyai nilai jual dari setiap projek pembelajaran yang diberikan,” ujar Eti Mulyati.

Menurutnya, biasa dalam melakukan pembelajaran yang siap kerja dan berkarakter dalam melakukan pembelajaran yang siap kerja dan terbiasa dalam praktek (learning by doing), serta bersinergi dengan baik dalam persiapan, proses, penilaian hard skill, ditunjang dengan sarana prasarana yang lengkap.

“Sehingga guru-guru SMK Brossa terlihat siap dalam perubahan, sukses dalam tahap awal penyelenggaraan IHT, siap dalam pendalaman materi selanjutnya, siap dalam implementasi kurikulum Merdeka, selesai dalam mengerjakan beberapa produk modul ajar dalam tempo yang sesingkat singkatnya,” tuturnya.

Dampak positif kegiatan untuk sekolah yakni merasa ingin tahu dan mencari referensi bahan ajar yang menjadikan guru tersebut kreatif, memahami alur pembelajaran di kurikulum merdeka, menguasai apa yang harus dilakukan dalam melaksanakan kurikulum merdeka.

Menurut Kepala Sekolah, pembelajaran berbasis proyek dalam Kurikulum Merdeka dapat membantu siswa memperdalam pelajaran, meningkatkan relevansi antara teori dan realitas dan meningkatkan pendekatan tim/kolaborasi dari guru dengan latar belakang yang beragam.

“Penyegaran dalam pembuatan bahan ajaran dan perangkat lainnya yang mungkin ada perubahan sebagai acuan mengajar tahun pelajaran 2022/2023, semoga dengan adanya IHT ini semua guru dapat memahami dan mengimplementasikan kurikulum merdeka pada tahun ajaran baru,” imbuhnya.

Dengan menyediakan pelatihan perubahan mindset, pendampingan kultur profesionalisme guru dan wadah berkolaborasi untuk saling bertukar praktik, pengetahuan dan pengalaman, dan berbagai strategi mengajar dapat membantu kesiapan guru/sekolah dalam menerapkan IKM. Karena itu, sinergitas harus dibangun.

 

 

 

Jurnalis: Armanda

 

 

 

 

 

 

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar