Kota Cimahi – Wakil Wali Kota Cimahi Adhitia Yudisthira menyebut Kota Cimahi lahir dan tumbuh dari keberagaman, termasuk keberagaman asal suku bangsa seluruh warga yang ada di dalamnya.
Hal tersebut disampaikan Wakil Wali Kota Adhitia Yudisthira usai dirinya melaunching film berjudul Kompi Daeng karya sutradara Dede Syarif di Cimahi Techno Park, Selasa (19/8/2025).
Film Kompi Daeng diangkat dari buku “Prahara Cimahi” karya Mayor CHB SM Arief, mengisahkan peristiwa peperangan mengusir pasukan sekutu dan NICA yang tiba di Kota Cimahi pada 1945-1946.
Baca juga: Ini Alasan dan Tujuan Dedi Mulyadi Ubah Halaman Gedung Sate Tahun Depan
“Saya sangat curious, yang akhrinya saya secara pribadi terus menggali sosok dari Daeng Ardiwinata. Ini sesuatu yang menarik kenapa di Cimahi ada Kompi Daeng, yang markasnya ada di jalan Garuda, Kota Bandung,” ungkap Adhitia Yudisthira.
Daeng yang merupakan prajurit berdarah suku Bugis kata Adhitia, mengambarkan kondisi kehidupan di Kota Cimahi saat itu sudah terjadi pluralisme, dimana masyarakatnya hidup berdampingan dalam keberagaman.
“Kalau tidak ada kebhinekaan, Pak Ngatiyana dan Kang Adhit tidak akan menang di Pilkada,” ujarnya berseloroh.
Baca juga: Pemprov Jawa Barat Beberkan Sejumlah Capaian Positif di Usia 80 Tahun
Adhitia Yudisthira menyampaikan apresiasi sekaligus ungkapan rasa bangga atas dibuatnya karya yang mengangkat kisah peristiwa bersejarah di Kota Cimahi.
“Ini sebuah film yang luar biasa tentunya, bisa mengangkat aspek-aspek heroik. Kebetulan diluncurkannya juga masih dalam nuansa hari kemerdekaan RI yang ke-80,” ujar Adhtia Yudisthira.
Wakil WaliKota itu berharap agar film yang sarat nilai edukasi sejarah itu dapat disaksikan seluruh warga Kota Cimahi. Pasalnya, seluruh kisah dalam film tersebut mengangkat identitas Cimahi.
Baca juga: Tunggangi Kuda Putih, KDM Pimpin Kirab Budaya Hari Jadi Jawa Barat
Tak hanya itu, film yang mengisahkan peristiwa perang empat hari empat malam mengusir tentara sekutu yang dibonceng NICA (Netherlands Indies Civil Administration) tahun 1945-1946 itu, juga kental dengan nuansa budaya lokal Kota Cimahi.
“Ini berkaitan dengan budaya lokal yang menjadi kulutural identitas kita sebagai kota militer di Indonesia yang berbeda dengan kota lain,” ujarnya.
Adhit berujar bahwa kehadiran film tersebut menunjukkan potensi adanya kreator berbakat yang memungkinkan melahirkan ide baru dalam mengemas dan meningkatkan pariwisata di Kota Cimahi.
Baca juga: Bupati Bandung Ganjar Petugas Upacara HUT ke-80 RI dengan Beasiswa Kuliah
“Di kita kan sudah ada Cimahi Military Heritage tour, yang mungkin bisa kita kolaborasikan dan dikemas lebih menarik dengan penayangan film,” kata Adhitia.
Konsep tersebut bahkan diklaim Adhit telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), terkait tumbuh kembang industri kreatif dan UMKM di Kota Cimahi.
Jika selama ini Cimahi Military Heritage Tour hanya diperuntukkan bagi anakanakdan pelajar dengan berjalan menuju beberapa spot heritage, dengan konsep baru, kata Adhit, akan menyematkan teknologi kekinian agar lebih menarik.
Baca juga: Bupati Bandung Ganjar Petugas Upacara HUT ke-80 RI dengan Beasiswa Kuliah
“Supaya lebih menarik dibikin AI (Artificial Intelligence), sehingga bisa dibuat game, nanti saya diskusikan dulu dengan DPRD Kota Cimahi,” imbuhnya.
Ketua DPRD Kota Cimahi Wahyu Widyatmoko juga turut mengomentari film Kompi Daeng yang dia sendiri menjadi salah satu pemainnya. Wahyu berperan sebagai tokoh agman dalam film tersebut.
“Saya sebelumnya membaca buku “Prahara Cimahi”, dan salah satu yang saya baca perjuangan para santrinya, Kyai Usman Domiri sangat luar biasa di garda terdepan ketika sekutu NICA masuk itu luar biasa perjuangannya mempertahankan kemerdekaan,” tutur Wahyu.
Baca juga: Menpora Dito Ariotedjo Meriahkan Karnaval Kendaraan Hias di Atas Kapal “Berlayar Menuju Mimpi”
Dirinya mengaku terkesan dan mengapreasiasi seluruh pihak yang terlibat dalam pembuatan film bersejarah itu. Ia juga berharap agar film yang melibatkan banyak warga kota Cimahi itu dapat menjadi bahan pengajaran bagi pelajar
“Ini perlu diapresiasi dan menjadi edukasi bagi kita semua, terutama anak-anak muda dan pelajar di Kota Cimahi,” ucapnya.***(Heryana)