Kota Cimahi – Penyebab bencana pergeseran tanah di Kampung Babut, RT 04 RW 19, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi mulai menemumukan titik terang setelah Wakil Wali Kota Cimahi Adhitia Yudisthira meninjau lokasi, Kamis (10/4/2025).
Dalam peninjauannya, Wakil Wali Kota Adhitia Yudhistira mendapatkan banyak informasi serta keterangan dari sejumlah warga. Informasi tersebut diantaranya memperkuat dugaan asal usul lokasi bencana yang merupakan bekas galian pasir.
“Kesimpulannya bahwa di atas rumah penduduk ini, dibawahnya ada tanah bekas galian, itu yang menjadi problem, sehingga menyebabkan terjadinya pergeseran tanah dan kerusakan pada rumah warga,” ungkap Aditia Yudisthira.
Pemerintah Kota, lanjut Adhitia, akan segera melakukan kajian terhadap lahan yang diduga bekas galian tersebut, setelah terlebih dahulu dilakukan pembongkaran terhadap beberapa rumah di atasnya.
Kajian menurut Adhit, penting dilakukan untuk mengetahui seberapa besar potensi perluasan amblasnya tanah di sekitar lokasi kejadian serta kelayakan lahan tersebut untuk dibangun tepat tinggal.
Dirinya juga mengaku telah memerintah Lurah Cibabat untuk mendata legalitas kepemilikan tanah lokasi bencana guna memudahkan pemerintah merelokasi warga secra permanen jika memang lahan tersebut tak layak dibangun rumah.
Baca juga: Tiga Hari Pencarian, Remaja Tenggelam di Saguling Ditemukan Meninggal Dunia
“Kalau terpaksa harus relokasi, kita carikan tempat baru dan kita bangunkan tempat baru. Nanti lahan ini menjadi milik Pemkot,” jelasnya.
Sementara itu menurut Kepala Pelaksana BPBD Kota Cimahi Futhriandy Kurniawan, bencana yang terjadi di wilayah tersebut merupakan tanah amblas, yang merupakan bagian dari rumpun fenomena tanah longsor.
“Rumpun bencana besarnya ini termasuk dalam tanah longsor. Jadi, boleh dikatakan ini merupakan tanah amblas yang merupakan bagian dari tanah longsor,” tuturnya.
Baca juga: Gubernur Jabar Bakal Berkantor di Lima Wilayah, Cek Alamat Kantornya Disini!
BPBD Kota Cimahi menurutnya telah melakukan sejumlah angkah antisipasi untuk mencegah munculnya korban jiwa. Terlebih dalam dua hari terakhir turun hujan dengan intensitas yang cukup tinggi.
“Karena memang cuaca kemarin hujan cukup deras selama dua hari. Sekarang, dari 10 rumah terdampak menjadi 11, dari 12 KK menjadi 14 KK, jumlah jiwa dari 35 menjadi 46 orang terdampak,” ungkap Fithriandhy.
Sejak kejadian pada Senin (7/4/2025), BPBD Kota Cimahi melalui asesmen cepat telah mencatat kerugian materi yang dialami warga terdampak mencapai total sekira Rp720 juta.
Baca juga: Hotel Mumbai, Kisah Nyata Terorisme di Hotel Taj Mahal Sarat Adegan Mendebarkan
Pihaknya juga engaku telah melakukan identifikasi lokasi bencana, sehingga didapat kesimpulan batas potensi bencana melalui sudut kemiringan elevasi bangunan yang berada dilokasi tersebut.
“Kita batasi elevasinya di bangunan yang berada di elevasi 25-30 derarat, kemudian kita batasi ke bawah sampai pada posisi lokasi yang lebih landai,” pungkasnya.***(Heryana)