Kota Bandung – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Cimahi gencar melakukaan sosialisasi Pengawasan Partisipatif dengan menyasar berbagai elemen dan segmentasi masyarakat.
Sosialisasi yang berlangsung di Ahadiat Hotel, Kota Bandung, Senin (14/10/2024), menyasar peserta yang berasal dari beberapa organisasi keagamaan seperti MUI, DMI, serta organisasi non Islam.
Menurut Kordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi masyarakat, dan Hubungan Masyarakat Bawaslu Kota Cimahi Akhmad Yasin, kegiatan secara kontinyu dilakukan pihaknya demi menjangkau seluruh lapisan masyarakat dari beragam elemen.
Baca juga: DPR Dorong Indonesia Perkuat Jalur Diplomasi Internasional, Perjuangkan Kemerdekaan Palestina
“Lapisan masyarkat kita ini banyak, tak mungkin kalau hari ini Bawaslu berbicara ingin memaksimalkan pencegahan tapi yang diundang hanya itu-itu saja,” jelah Akhmad.
Lebih lanjut ia menjelaskan, sosialisasi yag disebutnya sebagai Gerakan Bersama Masyarakat, merupakan salah satu bentuk pengawasan dan pencegahan yang dilakukan Bawaslu dengan melibatkan unsur masyarakat dalam setiap segmen tertentu.
Diakui Akhmad jika Bawaslu memiliki keterbatasan SDM dalam melakukan fungsi pengawasan dan pencegahan. Hal tersebut juga menjadi alasan pihaknya menginisiasi gerakan bersama rakyat.
Baca juga: Bhayangkari Kota Bandung Luncurkan Buku, Bantu Turunkan Angka Stunting
Ia mengungkapkan, dalam kegiatan sosialiasi tersebut para peserta juga diberikan pemahamam terkait larangan-larangan kampanye, termasuk larangan berkampanye di tempat ibadah.
“Sosialisasi dititikberatkan pada bagaimana agar para penyuluh agama dapat menyampaikan ulang kepada masyarakat umum dan jemaahnya, bahwa kampanye ini tidak boleh menggunakan tempat ibadah,” jelasnya.
Setidaknya terdapat tiga poin penting dari kegiatan sosialisasi yang digelar Bawaslu Kota Cimahi. Diantaranya adalah mendorong pementukan kesadaran politik pada masyarakat.
Baca juga: Pemotor Difabel Kabupaten Bandung Terima Helm Khusus Tunarungu Gratis di Operasi Zebra 2024
Keberadaan penyuluh agama yang sekaligus sebagai tokoh menurut Akhmad, seringkali dijadikan rujukan masyarakat dalam berbagai hal. Posisi demikian dianggap sangat strategis dalam upaya memberikan pemahaman politik kepada masyarakat.
“Maka, kami dorong para penyuluh agama untuk dapat membantu kami sosialisasikan pentingnya masyarakat untuk nyoblos. Karena di dunia ini semua bermuara di politik,” imbuhnya.
Tujuan selanjutnya dari kegiatan yang berlangsung selama dua hari itu, adalah soal menjaga netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam Pilkada 2024.
Baca juga: Parpol Non Parlemen Tanggapi Hasil Survei Paslon Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan
Akhmad juga berharap para peserta dapat menularkan kepada masyarakat luas semua informasi yang didapat para peserta selama mengkuti kegiatan tersebut.
“Karena Bawaslu juga sangat sadar diri kemampuan SDM kita sangat terbatas, tidak mungkin bisa bekerja sendiri tanpa gerakan masyarakat,” tandasnya.
Fungsi pengawasan partisipatif disebut Akmad Yasin menjadi salah satu materi pokok yang disampaikan saat itu, selain materi pemahaman regulasi yang sangat penting bagi peserta, sebelum menyebarluaskannya kepada masyarakat.
Baca juga: Baladewa Istimewa Perkuat Kampanye Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan di Jalur Udara
“Peserta kami berikan informasi, jangan sampai kami ajak mereka tetapi mereka tidak paham regulasi, itu sangat mustahil. Tujuannya agar sosialisasi yang dlakukan berjalan optimal,” pungkasnya.***(Heryana)