Kota Bandung – Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung memastikan berhenti bekerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk sementara waktu.
Keputusan tersebut berbuah pertanyaan terkait nasib pasien peserta BPJS kesehatan yang biasa mengakses layanan rumah sakit (RS) tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Bandung Anhar Hadian memastikan, berhentinya kerjasama antara RS Muhammadyah dengan BPJS Kesehatan tak akan berdampak bagi pasien.
Baca juga: Sekda Kota Cimahi Sampaikan Salam Perpisahan Kepada Seluruh ASN
“Ini tidak menjadi masalah karena pasien-pasiennya bisa dipindahkan ke rumah sakit yang lain,” kata Anhar.
Menurutnya, meski 80 persen dari pasien RS Muhammadiyah merupakan peserta BPJS Kesehatan, hal tersebut masih dapat tertangani dengan baik.
Anhar beralasan, jumlah tempat tidur dariseluruh RS yang ada di Kota Bandung masih memadai. Dari 42 RS yang ada memiliki total 7.057 tempat tidur.
Baca juga: Gelar Operasi Antik, Polresta Bandung Ringkus 17 Tersangka Kasus Narkoba
Lebih terperinci Anhar menerangkan, ada 32 RS di Kota Bandung yang bekerja sama dengan BPJS dengan jumlah tempat tidur sebanyak 6.227.
Di sisi lain, lanjutnya, keterisian tempat tidur seluruh RS di Kota Bandung saat ini baru mencapai 60 persen. Dengan demikian masih tersisa 2.500.
Jumlah tersebut masih mencukupi kebutuhan pasien BPJS dari RS Muhammadiyah yang memiliki 159 tempat tidur.
Baca juga: Raup Donasi USD200 Juta, Kamala Harris Optimis Tatap Pilpres Amerika
“Jadi, sebenarnya pengalihan ini di atas kertas tentu saja tidak terlalu menjadi masalah,” ujarnya, Senin (29/7/2024).
Namun, ia tak menampik terhadap munculnya dampak psikologis yang dialami pasien atas berhentinya kerjasama RS Muhammadiyah dengan BPJS Kesehatan.
Untuk itu Anhar berjanji akan menginstruksikan RS untuk memberikan layanan prima kepada pasien RS Muhammadiyah peserta BPJS Kesehatan.***(Heryana)