Kota Cimahi – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Cimahi menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan setempat.
Pasalnya, berdasarkan catatan yang ada saat ini, kasus DBD di Cimahi meningkat tajam sejak Januari-Maret 2024.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi Mulyati mengungkapkan, kenaikan DBD saat ini cukup parah dibanding periode yang sama pada 2023 lalu.
Baca juga: Penjabat Wali Kota Cimahi Jelaskan Pentingnya Pemahaman Pendidikan Politik Bagi Millenial
“Dibanding tahun lalu, Januari-Maret 2024 ini naik empat kali lipat menjadi 268 kasus,” kata Mulyati.
Pihaknya saat ini telah melakukan persiapan, termasuk menyiapkan ruang rawat tambahan bagi pasien DBD di RSUD Cibabat.
Namun diakui Mulyati, persiapan yang dilakukannya tersebut tidaklah sederhana, karena akan berkorelasi dengan peningkatan jumlah kebutuhan SDM.
Baca juga: Jaga Ketahanan Pangan, Bupati Bandung Upayakan Panen Padi Empat Kali Setahun
Meningkatnya kasus DBD di Kota Cimahi Kata Mulyati, merupakan dampak dari rendahnya angka bebas jentik yang mencapai 85,6 persen, dari standar 95 persen.
Berbagai upaya saat ini gencar dilakukan pihaknya untuk dapat menekan angka kasus sekaligus mencegah bertambahnya kasus.
“Tentunya kami tidak bisa bekerja sendiri, maka kami berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk kami mengimbau masyarakat untuk berperan aktif,” ungkapnya.
Baca juga: Anggota DPR Apresiasi Kemnaker Imbau Aplikator Berikan THR Pada Pengemudi Ojol
Salah satu hal yang saat ini menjadi fokus Dinkes Kota Cimahi adalah sosialisai gerakan 3M plus, yakni menguras bak air dan menutupnya, serta mengubur benda yang menampung air.
“Kalau “plusnya” itu adalah cara-cara alternatif yang bisa kita lakukan seerti memasang kelambu, menanam tanaman yang bisa mengusir nyamuk, dan lainnya,” kata Mulyati.
Sosialisasi dilakukan hingga ke berbagai lini, bahkan sejak sebulan terakhir dilakukan menyasar para pelajar dengan mendatangi sekolah.
Baca juga: Baznas Kota Cimahi Ungkap Kendala Saat Bantuan APBD Tak Diterima
Gerakan 3M Plus menurutnya cukup mudah dan dapat dilakukan oleh siapapun, mulai dari rumah masing-masing warga.***(Heryana)
