Jakarta – Tekad Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pemerintahan yang dipimpinnya untuk memperkokoh kedaulatan ekonomi terus dilakukan.
Kepada awak media, Jokowi menjawab soal rencana Indonesia kembali meningkatkan kepemilikan saham di PT Freeport hingga 61 persen.
Menurutnya, saat ini pemerintah sedang menyelesaikan tahap penyusunan regulasi terkait kenaikan kepemilikan saham Freeport.
Baca juga: Kementerian Hukum dan HAM Tanggapi Dualisme Kepemimpinan di Ikatan Notaris Indonesia
“Masih dalam proses negosiasi dan persiapan regulasinya,” kata Jokowi Kamis (28/9/2024).
Jokowi mengatakan, proses negosiasi yang dilakukan pemerintah terkait hal tersebut sangat alot.
Ia juga menyebut pemerintah harus melakukan prosesnya secara bertahap, mulai dari menyelesaikan regulasi yang akan memperkuat negosiasi.
Baca juga: Tekan Kasus DBD, Pemkot Cimahi Gencar Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk
“Regulasinya rampung dulu, baru negosiasinya difinalkan,” sambungnya.
Meski negosaiasi disebutnya sangat alot, namun mantan Wali Kota Solo itu yakin rencana tersebut akan segera terwujud, setidaknya pada Juni 2024.
Sebelumnya, saat membuka Kongres Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi) XII tahun 2024, Jokowi meyampaikan optimismenya Indonesia memiliki saham freeport lebih dominan.
Baca juga: Bupati Bandung Sampaikan Apresiasi Atas Keberhasilan Satgas Pamtas Yonif 330/Tri Dharma
Dengan saham yang dimiliki Indonesia sebesar 61 persen, maka 80 persen pendapatan Freeport menurutnya akan masuk kas negara.
“Jangan ada bayangan Freeport itu milik Amerika, sudah Indonesia,” tegasnya.
Dalam unggahannya di akun media sosial, Jokowi menyebut Indonesia sesegera mungkin menaikkan kepemilikan saham di Freeport menjadi 61 persen.
Baca juga: Laksanakan Kunjungan Kerja, Kompolnas RI Sambangi Polresta Bandung
Hal tersebut kata Jokowi merupakan perubahan yang signifikan untuk memperkokoh kedaulatan ekonomi Indonesia.***(Heryana)
