Kekeringan, Warga Kota Cimahi Rela Antri Air Bersih Hingga Jelang Tengah Malam

Bandung Raya1292 Dilihat

Kota Cimahi – Kemarau panjang akibat fenomena el nino berdampak pada kekeringan dan sulitnya mendapatkan air bersih di beberapa daerah di Indonesia.

Warga sudah mengeluhkan hilangnya aliran air bersih dari PDAM, seperti yang terjadi di kampung Cimenteng RW 11, Kelurahan Cipageran, Kota Cimahi.

Menurut salah satu warga bernama Adel, air PDAM sudah lebih dari 10 hari tak lagi mengalir ke rumahnya. Kondisi tersebut membuatnya sangat tak nyaman.

Akibatnya ia dan keluarga harus berhemat air dan mengatur beberapa kegiatan di rumah yang memerlukan air bersih.

Untuk mencuci pakaian, dirinya mengaku beberapa waktu terakhir terpaksa mencuci pakaian di outlet laundry yang ada di kota Cimahi.

Bahkan alas untuk makan sekeluarga pun diakui ibu rumah tangga itu telah dua bulan terakhir menggunakan kertas nasi.

Hal itu dilakukan agar tak terjadi penumpukan piring atau atau peralatan dapur yang kotor dan tertunda pencuciannya akibat tak ada air.

“Kita sudah ada sekitar dua bulan kalau makan pakai kertas nasi aja, jadi gak harus cuci piring,” ujarnya

Setelah lebih dari 10 hari tidak ada aliran air ke rumahnya, Akhirnya pada Jumat (22/9/2023) warga kampung Cimenteng mendapat bantuan air bersih dari Pemkot Cimahi.

Tingginya animo masyarakat menyambut kedatangan truk tanki air bersih, membuat mereka rela menanti hingga lebih dari dua jam untuk mendapat giliran pembagian.

“Tadi nunggu dari jam 19.00 dan dapat airnya jam setengah sebelas,” tambah Adel.

Warga kampung Cimenteng pun akhirnya menerima bantuan satu truk tanki air setelah menanti hingga hampir tengah malam.

Ada satu hal yang mengganjal di hati Adel yang diungkapkan saat itu, yakni aliran air yang tidak sama antara dirinya bersama beberapa tetangga dengan tetangga lainnya.

Dirinya bersama sebagian warga sudah sekira 10 hari tak mendapat pasokan air bersih hingga meteran air tampak kering.

Sementara deretan rumah di depannya tampak sesekali masih mendapatkan aliran yang cukup dan terlihat rutin.

Menurut keterangan yang diterimanya, hal itu terjadi karena diantara seluruh warga mendapatkan air bersih PDAM dari dua perusahaan yang berbeda.

“Iya katanya sih yang saya dan beberapa warga lain masuk nya perusahaan Bandung Barat, kalau yang didepan itu katanya Kota Cimahi , padahal kita semua satu RT,” ungkapnya.

Pertanyaan itupun diakui Adel telah ditanyakan langsung ke PDAM Tirta Wibawa Mukti melalui layanan pesan singkat. Namun hingga kini dirinya tak mendapat jawaban yang jelas.***(hery)

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *