Kota Bandung – PT Dirgantara Indonesia (PTDI) hadir dalam Indo Defence Expo & Forum 2022. Dalam pameran tersebut, PTDI menampilkan produk terbarunya, yakni N219, Rabu (2/111/2022).
Pesawat tersebut rupanya menarik perhatian Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) dan jajaran kabinetnya yang hadir dalam pameran tersebut. didampingi Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Jokowi mengunjungi booth PTDI yang tergabung dalam DEFEND ID.
Dalam kesempatan itu, Presiden meninjau langsung model pesawat N219, N219 versi militer, dan N219 amphibi. Kemudian dilanjutkan dengan meninjau produk unggulan PTDI lainnya seperti pesawat CN235 dan NC212i.
Sebagai informasi, saat ini PTDI mengembangkan produk terbarunya yaitu N219, baik versi militer maupun Amphibi. Ada banyak kelebihan yang dimiliki pesawat N219 Amphibi, yakni dapat lepas landas di darat maupun di permukaan air.
Berikut Warta Pajajaran akan mengupas pesawat N219 Amphibi berdasarkan informasi yang diperoleh dari PTDI.
Pesawat N219 sepertinya akan memberi. Jawaban atas tantangan berbagai sektor tujuan. Dengan kemampuan lepas landas di darat dan permukaan air, menjadikan N219 sebuah inovasi transportasi udara yang mampu membuka kemungkinan pencapaian semua tujuan. Sebut saja seperti keperluan perjalanan dinas pemerintahan, layanan kesehatan masyarakat, pariwisata pengawasan wilayah maritim, perusahaan migas, hingga tim SAR dan penanggulangan bencana.
PTDI mengembangkan pesawat N219 dengan tujuan untuk menjadi pembuka jalur/rute penerbangan baru, atau rute yang tidak pernah digunakan transportasi udara lainnya. Dengan demikian, N219 sangat efektif dalam tujuan menjangkau pulau tertinggal, terpencil, terluar, dan Perbatasan (3TP).
Kehadiran pesawat komersial N219 dan N219 Amphibi, dianggap selaras dengan kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan. Sehingga dapat menjadi transportasi yang cocok dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi negara kepalauan, serta menumbuhkan kemajuan industri kedirgantaraan.
Ada beberapa wilayah di Indonesia yang disebut PTDI berpotensi dan cocok menggunakan pesawat N219 Amphibi, sebut saja diantaranya: pulau Derawan, pulau Sebukuh, pulau Belitung, Raja Ampat, pulau Rumberpon, Teluk Cendrawasih, Danau Sentani, dan beberapa wilayah kepulauan lainnya.
Menurut PTDI, pesawat N219 Amphibi merupakan pengembangan dari N219 konfigurasi basic yang sekarang ini sedang dalam tahap detail desain airframe and development test landing gear.
Pesawat yang merupakan hasil kerjasama PTDI dan Badan Riset & Inovasi Nasional (dulu, LAPAN) tersebut, telah melakukan uji terbang pertama kalinya pada 16 Agustus 2017. Kemudian pada 10 Nopember 2017, Presiden Jokowi memberi nama pesawat tersebut, Nurtanio.
Pada 22 Desember 2020, pesawat N219 berhasil memperoleh Type Certificate (TC) dari kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI, melalui Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU).
Kini, PTDI terus bersemangat mengembangkan pesawat tersebut guna memperoleh sertifikasi yang dijadwalkan pada 2024. Jika hal tersebut terealisasi, maka besar kemungkinan pesawat N219 dan pesawat N219 Amphibi dapat dipasarkan setahun berikutnya.
Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan mengungkapkan, selama mengikuti Indo Defence Expo & Forum 2022 itu pihaknya mendapatkan beberapa pesanan pembuatan pesawat N219 dan N219 Amphibi.
“Pada event internasional ini, selain mendapatkan kontrak pengadaan 1 unit pesawat CN235-220 dari Kementerian Pertahanan RI, kami pun akan melakukan penandatanganan kontrak pembelian pesawat N219 sebanyak 11 unit oleh perusahaan swasta, Karya Logistik Indonesia (KLI) dengan konfigurasi angkut penumpang,” ungkapnya.
Gita melanjutkan, TNI Angkatan Darat juga memiliki rencana memesan 10 unit pesawat N219 versi militer.
“TNI Angkatan Darat memang berencana akan memesan 10 unit N219 versi militer yang pintu belakangnya dimodifikasi dengan sliding door untuk konfigurasi troops, transport logistics dan medical evacuation”, imbuhnya.***(bds).