Kabupaten Bandung – Bupati Bandung, Dadang Supriatna menghadiri launching penanaman kakao di kabupaten Bandung, tepatnya di kecamatan Cangkuang, Senin (12/09/2022). Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan pandangannya terhadap kakao sebagai komoditas potensial di Kabupaten Bandung.
“Konsorsium yang digagas kang Edi ini luar biasa, tanaman apa yang tidak tumbuh di kabupaten Bandung ini menandakan tingkat kesuburan tanah kabupaten Bandung ini luar biasa. Hadirnya kakao yg dibudidayakan ini salah satu terobosan, bahkan jangan hanya 10-20 hektar, kalau bisa sekalian saja seribu hektar. Karena kita ada 72 ribu hektar potensi lahan pertanian”, jelas Bupati Dadang.
Lebih lanjut Bupati menjelaskan mengenai keunggulan tanaman kakao yang tidak hanya berdampak pada kontribusi ekonomis, akan tetapi t anaman kakao juga memiliki kemampuan terhadap kerentanan ekologis.
“Kakao ini salah satu tanaman yang bisa dijadikan konservasi juga karena mampu menyerap air. Jadi, ini konservasi yang sejalan dengan nuansa kesejahteraan, artinya satu sisi jadi konservasi tapi juga mensejahterakan, polanya tinggal kolaborasi dengan dinas pertanian dan Dinas lingkungan hidup”, ungkap Dadang.
Hal tersebut Dadang sampaikan karena di Jawa Barat sendiri ada pabrik pengolahan biji kakao Barry Callebaut yang dianggapnya sebagai pasar potensial hasil budidaya kakao.
“Nah kebetulan di Jawa Barat sendiri ada Barry Callebaut, pabriknya sudah ada artinya market dan penampungnya sudah ada. Saya sudah instruksikan pak kadis pertanian menambah pemahaman kepada masyarakat bagaimana kakao ini bisa menghasilkan. Kemudian cari lahan tidur yang bisa kita manfaatkan lagi, saya yakin program ini bisa berjalan dan petani bisa semakin sejahtera”, tambahnya.
Adanya pabrik cokelat di Jawa Barat menurut Dadang menjadi sebuah kesempatan baik bagi agribisnis komoditas kakao. Namun dalam kesempatan tersebut Dadang menyampaikan pesannya agar petani tidak melupakan tanaman tumpang sari untuk penghasilan tambahan petani. Dengan demikian petani akan mendapat penghasilan dalam periode bulanan, per tiga bulan, dan pertahun.
Dadang mengaku optimis budidaya kakao sangat menjanjikan bagi peningkatan agribisnis di kabupaten Bandung dan dapat mensejahterakan petani di daerah yang dipimpinnya. Sehingga dirinya akan melakukan upaya penambahan luas lahan budidaya tanaman kakao.
“Sementara saat ini untuk awal sekitar 2,5 hektar tapi saya meminta dalam enam bulan ke depan harus ada perkembangan dan saya akan evaluasi setiap bulan kepada Dinas Pertanian dan Dinas Lingkungan Hidup, termasuk Konsorsium, dimana yang sudah ada locusnya sehingga kami bisa bantu mendorong supaya bisa jadi budidaya yang betul-betul menjadi potensi kesejahteraan bagi para petani”, ujar Dadang menutup perbincangan.***(bd).