Kabupaten Bandung – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang sudah ditetapkan pemerintah tidak hanya akan diikuti dengan kenaikan harga berbagai kebutuhan masyarakat namun juga termasuk pada pelayanan publik. Di kabupaten Bandung, sebagian masyarakat khawatir pelayanan pengangkutan sampah akan terhenti seiring naiknya harga BBM.
Menanggapi isu yang beredar, kepala dinas lingkungan hidup, Asep Kusumah memastikan bahwa seluruh armada pengangkut sampah di kabupaten Bandung akan tetap berfungsi sebagaimana mestinya.
“Kenaikan harga BBM belum berdampak langsung terhadap operasional karena kita masih mampu menyediakan kebutuhan solar untuk seluruh armada kita, walaupun kita sudah melakukan persiapan dan melaporkan secara langsung kepada bapak Bupati terkait keputusan pemerintah menaikkan harga BBM khususnya solar dan biosolar, juga Pertamina Dex untuk alat berat”, tutur Asep.
Demi terjaganya operasional pengangkutan sampah tetap berjalan, Asep mengaku pihaknya sudah mempersiapkan anggaran tambahan sesuai dengan kebutuhan.
“Pada perubahan (anggaran) tentu kita sudah melakukan penambahan sesuai dengan kenaikan harga yang ditetapkan pemerintah. Jadi pada prinsipnya kita pastikan bahwa operasional tidak ada kendala,” jelas Asep.
Ditanya mengenai dampak kenaikan BBM terhadap retribusi sampah, Asep katakan hal tersebut masih memerlukan pembahasan khusus.
“Kalau mengenai tarif retribusi sampah kita perlu agenda khusus dan dituangkan dalam peraturan daerah, tahun ini ini kita sedang menyusun perda mengenai penyesuaian tarif retribusi karena sudah terbit peraturan mendagri berkaitan dengan pedoman penetapan tarif retribusi pengelolaan sampah”, tambah Asep.
Meskipun menurutnya Permendagri yang dimaksud Asep pada awalnya tidak terkait dengan kenaikan BBM, akan tetapi Asep pastikan dalam Permendagri tersebut terdapat beberapa instrumen yang dapat menjadi rujukan penetapan tarif retribusi sampah.
Saat ditanya mengenai strategi yang dilakukan oleh dinas yang dipimpinnya, Asep menegaskan bahwa 109 armada pengangkut sampah yang dimiliki tetap berjalan sesuai fungsinya.
“Seluruh armada berfungsi untuk melayani pengangkutan sampah, semuanya bergerak pada titik-titik layanan wajib, termasuk membantu opsih di TPS liar karena masih ada TPS liar meski sudah banyak terbantu dengan kebijakan bapak Bupati dengan adanya kader Bandung Bedas bersih sampah, yang mana tugasnya mengedukasi jalan-jalan protokol agar tidak tumbuh TPS liar”, tutur Asep.
Asep juga mengajak seluruh warga Kabupaten Bandung untuk dapat menelola dampak sejak dari sumbernya.
“Sesuai dengan undang-undang, sampah itu harusnya dikurangi dan ditangani, tidak ada tempat yg bisa menampung sampah kita jika kita tidak upaya pengurangan dan penanganan sejak dari sumber. Kita harus mengambil peran itu karena Kita semua penghasil sampah. Kita semua sebagai sumber sampah tetapi juga kita sebagai sumber solusi. Hayu kita bareng-bareng Bedas saatnya menjadi pahlawan bagi lingkungan”, pungkasnya.***(bd).