Ramai Kisruh Kebun Binatang Bandung, AMS Ingatkan Jaga Marwah Budaya di Dalamnya

Jawa Barat56 Dilihat

Kota Bandung – Kisruh kebun Binatang Bandung yang semakin memanas membuat Angkatan Muda Siliwangi (AMS) turut bersuara. Menurut Ketua Umum Pengurus Pusat AMS Rully Alfiady, ada hal paling fundamental dan krusial dari salah satu destinasi wisata di Kota Bandung itu.

Dalam keterangan persnya, Rully menegaskan jika kisruh yang terjadi di Kebun binatang Bandung bukan sekedar persoalan lahan, bisnis, atau bahkan kekuasaan. Dirinya memandang ada simbol kultural dan simbol budaya di dalamnya yang lebih penting untuk dipertahankan.

Rully mengatakan, orang Bandung dan para penjaga marwah Sunda memiliki hak historis dan kultural dari Kebun Binatang yang didirikan pada 1933, oleh sesepuh Bandung Ema Bratakusumah itu.

Baca juga: Terkenal Kids Friendly, Hotel Grand Sunshine Jadi Rebutan Wisatawan Libur Sekolah di Bandung

Bagi kita, AMS khususnya, orang Bandung punya hak historis, punya hak kultural atas adanya derenten (Kebun Binatang) yang didirikan keluarga Bapak Ema Bratakusumah, sebagai sesepuh Bandung yang juga sangat berjasa dari perspektif sejarah dan Budaya,” tandasnya.

Kebun Binatang, lanjut Rully, merupakan warisan yang sangat besar bagi warga kota. Adalah hal yang sangat kecil baginya jika memandang persoalan tersebut hanya pada aspek bisnis atau legalitas.

“Menurut saya itu terlalu kecil dibandingkan dengan nilai sejarah yang lebih besar, nilai budaya besar yang terkandung di dalam soal derenten. Jadi, ini soal hak hidup, soal hak budaya, soal hak bagaimana orang Sunda memiliki kebanggaan, ini soal pride,” kata Rully.

Baca juga: Pramono Anung Sebut Bandung Ranking Satu Termacet di Indonesia

Persoalan Kebun Binatang bukan satu-satunya konflik yang terjadi akhir-akhir ini. Rully merasa ada sebuah skenario besar yang membuat konflik antara rakyat dan pihak berkepentingan bermunculan, sehingga membuat Bandung seakan menjadi acak-acakan.

“Bandung ini di beberapa waktu terakhir sudah mendengar, konflik Sukahaji, Dago Elos, SMAK Dago, hari ini Kebun Binatang, besok lusa apa lagi. Semuanya selalu menghadapkan face to face antara rakyat atau warga dengan satu sisi lagi kepentingan bisnis atau kekuasaan,” terangnya.

Tak sekedar masalah di Bandung, AMS juga mengingatkan sejumlah persoalan lain dalam skala yang lebih luas seperti kisruh empat pulau antara Aceh dan Sumut, serta masalah penambangan di salah satu pulau Raja Ampat, Papua Barat.

Baca juga: Respon Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, DPR Minta Perbaiki Tata Kelola Transportasi

Rully menganggap seluruh peristiwa konflik yang terjadi tersebut berlangsung secara sistematis yang dilakukan pihak tertentu dengan memanfaatkan situasi.

“Kenapa saya berani katakan ini sistematis, mereka seperti memanfaatkan situasi yang hari ini seperti longgar di dalam menangani persoalan konflik budaya dan dengan lainnya,” ujarnya.

Mencermati berbagai persoalan yang terjadi tersebut, AMS kata Rully berkomitmen dan mengajak seluruh bangsa dan pegiat budaya untuk menjaga marwah budaya, tak hanya budaya Sunda tetapi juga budaya Nusantara.

Baca juga: Bawaslu Kota Cimahi Imbau KPU Sediakan Kemudahan Akses Informasi Penyusunan Daftar Pemilih

“Saya mengajak seluruh warga Jawa Barat, urang Sunda khususnya, dan seluruh bangsa Indonesia, pegiat budaya, kita harus lebih berani mempertahankan hak-hak budaya, hak-hak kita sebagai bangsa Indonesia,” tutupnya.***(Heryana)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *