Allah merahasiakan kapan tepatnya Lailatul Qadar terjadi. Sebagian ulama mengatakan bahwa ini adalah cara Allah agar kita tidak hanya mencari satu malam, tetapi berusaha sepanjang 10 malam terakhir Ramadan.
Dulu, Rasulullah SAW tidak sekadar mencari Lailatul Qadar, tetapi beliau menghidupkan seluruh 10 malam terakhir.
Dalam sebuah hadis, disebutkan:
“Ketika memasuki sepuluh malam terakhir Ramadan, Rasulullah menghidupkan malam-malamnya, membangunkan keluarganya, bersungguh-sungguh dalam ibadah, dan mengencangkan ikat pinggangnya (menjauhi urusan dunia untuk fokus ibadah).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bagaimana dengan kita?
Di saat para malaikat turun membawa keberkahan, apakah kita masih sibuk dengan urusan dunia?Di saat Allah membuka pintu pengampunan seluas-luasnya, apakah kita tetap memilih larut dalam kelalaian?Di saat surga merindukan orang-orang yang bersungguh-sungguh, apakah kita masih enggan meraih kesempatan ini?
Malam ini mungkin menjadi malam yang mengubah hidup kita selamanya. Lailatul Qadar adalah malam paling mulia dalam setahun, malam yang disebut lebih baik dari seribu bulan.
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? . Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 1-5)
Tafsir Surat Al-Qadr (القدر)
Surat Al-Qadr adalah surat ke-97 dalam Al-Qur’an yang terdiri dari 5 ayat. Surat ini turun di Makkah dan membahas tentang kemuliaan Lailatul Qadar, malam istimewa yang lebih baik dari seribu bulan.Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan
Ayat 1:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan.”
Allah menegaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan pada Lailatul Qadar. Lailatul Qadar terjadi pada 10 malam terakhir Ramadan, terutama di malam-malam ganjil (HR. Bukhari & Muslim).
Menurut para ulama, ayat ini merujuk pada permulaan turunnya Al-Qur’an dari Lauhul Mahfuzh ke langit dunia, sebelum diturunkan secara bertahap kepada Rasulullah melalui Malaikat Jibril.
Malam ini adalah malam penuh keberkahan dan keagungan. Kita harus bersungguh-sungguh beribadah di 10 malam terakhir Ramadan.
Ayat 2:
“Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?”
Allah mengajukan pertanyaan untuk menunjukkan betapa agungnya malam ini.
Kata “وَمَا أَدْرَاكَ” (wama adraka) sering digunakan dalam Al-Qur’an untuk menandakan sesuatu yang sangat penting dan luar biasa.
Pelajaran:
Lailatul Qadar memiliki kedudukan yang sangat tinggi, bahkan Rasulullah SAW pun diajak untuk merenungkannya. Sebagai umat Muslim, kita harus berusaha mencarinya dengan kesungguhan hati.
Ayat 3:
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.”
“Seribu bulan” berarti lebih baik dari 83 tahun 4 bulan. Ini menunjukkan betapa besar pahala ibadah di malam ini.
Para ulama mengatakan bahwa ibadah di malam Lailatul Qadar sama seperti beribadah seumur hidup.
Pelajaran:
Jangan sia-siakan kesempatan emas ini!
Jika seseorang sholat, berdoa, membaca Al-Qur’an, atau bersedekah di malam ini, pahalanya berlipat ganda seolah-olah ia melakukannya selama lebih dari 83 tahun.
Ayat 4:
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ
“Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.”
Malaikat turun dalam jumlah yang sangat banyak, membawa keberkahan dan rahmat.
“Ar-Ruh” dalam ayat ini adalah Malaikat Jibril, yang memiliki kedudukan khusus di sisi Allah. Mereka turun untuk mencatat takdir manusia selama setahun ke depan (rizki, ajal, dan kejadian-kejadian penting).
Pelajaran:
Malam ini adalah malam keberkahan dan doa-doa dikabulkan. Jika malaikat turun untuk menyaksikan hamba yang beribadah, apakah kita akan mengisinya dengan tidur dan kelalaian?
Ayat 5:
“Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar.”
Lailatul Qadar adalah malam penuh kedamaian, tidak ada keburukan di dalamnya.
Di malam ini, setan tidak bisa berbuat apa-apa, dan dunia dipenuhi dengan ketenangan spiritual. Keberkahan malam ini berlangsung hingga waktu fajar, maka kita harus beribadah sepanjang malam hingga subuh.
Pelajaran:
Gunakan malam ini untuk berdoa, menangis, dan memohon ampunan. Jangan terburu-buru tidur setelah tarawih, manfaatkan malam hingga fajar.
Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang melaksanakan ibadah di malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Maka, apakah kita akan membiarkan malam ini berlalu begitu saja tanpa berusaha mencapainya?
Waktu pastinya dirahasiakan oleh Allah agar kita semakin bersungguh-sungguh dalam mencarinya.
Rasulullah SAW bersabda:
“Carilah Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.”
(HR. Bukhari, Muslim)
Berdasarkan hadis ini, Lailatul Qadar bisa terjadi di malam 21, 23, 25, 27, atau 29 Ramadan. Namun, beberapa ulama juga mengatakan bahwa bisa saja terjadi di malam genap. Oleh karena itu, cara terbaik adalah menghidupkan seluruh 10 malam terakhir dengan ibadah.
Tanda-Tanda Lailatul Qadar
Berdasarkan hadis dan riwayat para sahabat, tanda-tanda Lailatul Qadar adalah:
1. Malam terasa tenang dan damai
“Lailatul Qadar adalah malam yang tenang, tidak panas dan tidak dingin.” (HR. Ibnu Khuzaimah)
2. Matahari terbit tanpa sinar yang menyilaukan
“Keesokan harinya, matahari terbit tanpa sinar yang menyilaukan, seperti nampan perak.”
(HR. Muslim)
Udara terasa lebih sejuk dan langit cerah
Dalam beberapa riwayat, disebutkan bahwa langit tampak lebih bersih dan suasana lebih sejuk dibandingkan malam-malam biasanya.
Namun, tanda-tanda ini baru diketahui setelah malam itu berlalu. Oleh karena itu, jangan menunggu tanda-tanda, tetapi beribadahlah setiap malam dengan sungguh-sungguh.
Amalan Utama di 10 Malam Terakhir
1. Mendirikan Shalat Malam (Qiyamul Lail)
Rasulullah SAW menghidupkan malam-malam terakhir Ramadan dengan shalat yang panjang.
“Ketika memasuki sepuluh malam terakhir Ramadan, Rasulullah menghidupkan malam-malamnya, membangunkan keluarganya, bersungguh-sungguh dalam ibadah, dan mengencangkan ikat pinggangnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Shalat malam bisa dilakukan dengan sholat tarawih dan tahajud, semakin panjang dan khusyuk, semakin baik.
2. Berdoa dengan Penuh Harap
Malam Lailatul Qadar adalah malam di mana doa mustajab. Rasulullah SAW mengajarkan doa khusus:
اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني
“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni”
(Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf, Engkau mencintai pemaafan, maka maafkanlah aku.)
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)
Bacalah doa ini berulang-ulang dengan penuh harap agar Allah mengampuni dosa-dosa kita.
3. I’tikaf di Masjid
Rasulullah SAW selalu melakukan i’tikaf di 10 malam terakhir Ramadan.
“Rasulullah beri’tikaf pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan sampai Allah mewafatkan beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim)
I’tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah, meninggalkan kesibukan dunia, dan fokus beribadah.
4. Membaca dan Mentadabburi Al-Qur’an
Lailatul Qadar adalah malam diturunkannya Al-Qur’an, maka menghidupkan malam ini dengan membaca dan merenungi Al-Qur’an sangat dianjurkan.
“Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia.” (QS. Al-Baqarah: 185)
Bacalah Al-Qur’an dengan perlahan, renungkan maknanya, dan amalkan dalam kehidupan.
5. Bersedekah dan Berbuat Kebaikan
Bersedekah di malam Lailatul Qadar berarti pahala yang didapat berlipat ganda seperti bersedekah selama 83 tahun!
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan lebih dermawan lagi di bulan Ramadan.
“Kedermawanan Rasulullah di bulan Ramadan bagaikan angin yang berhembus kencang (cepat dan luas manfaatnya).”(HR. Bukhari, Muslim)
Bersedekah bisa dengan uang, makanan, atau membantu orang lain dengan tenaga dan waktu kita.
Jika Allah masih memberikan kita kesempatan untuk bertemu Ramadan tahun ini, maka jangan sia-siakan malam-malam terakhirnya.
Bayangkan jika kita termasuk orang yang mendapat Lailatul Qadar tahun ini—maka hidup kita akan penuh keberkahan, dosa-dosa diampuni, dan takdir kita dituliskan dalam catatan orang-orang yang beruntung.
Namun, jika kita lalai dan membiarkan malam itu berlalu tanpa ibadah, kita mungkin akan menyesal selamanya.
Maka, marilah kita berusaha menghidupkan 10 malam terakhir dengan ibadah terbaik kita.
Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang meraih Lailatul Qadar dan mendapat rahmat serta ampunan-Nya.
Tausiyah ini dipersembahkan oleh: