Pekerja Migran Indonesia Tewas Ditembak Patroli Maritim Malaysia, Begini Sikap Kementerian P2MI

Nasional390 Dilihat

Jakarta – Satudari lima Pekerja Migran Indonesia (PMI) non prosedural dikabarkan tewas setelah ditembak otoritas maritim Malaysia (APMM) di perairan Tanjung Rhu, Malaysia, Jumat (24/1/2025).

Tak hanya itu, satu orang dikabarkan kritis dan tiga orang PMI non prosedural lainnya, saat ini masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di Selangor, Malaysia.

Rangkaian kabar memilukan tersebut disampaikan Wakil Menteri P2MI (Perlindungan Pekerja Migran Indonesia) Christina Aryani dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (26/1/2025).

Baca juga: 2.500 Rumah Terdampak Banjir Dayeuhkolot, Bey Machmudin: Tahun Ini Normalisasi Sungai Citarik

Menurut Wamen P2MI, tindakan aparat APMM (Agensi Penguatkuasa Maritim alaysia) melakukan penembakan terhadap lima PMI non prosedural sangat berlebihan karena meggunakan kekuatan yang tidak seharusnya dilakukan pada PMI.

Dalam konferensi pers tersebut, Christina mengecam keras tindakan APMM yang menyebabkan satu orang PMI tewas, satu orang kritis, dan tiga lainnya masih dalam perawatan intensif di rumah sakit.

“KemenP2MI mendesak pemerintah Malaysia untuk segera mengusut peristiwa ini dan mengambil tindakan tegas terhadap petugas patroli APMM,” tegasnya.

Baca juga: Polsek Soreang Gagalkan Distribusi Ribuan Liter Tuak Saat Razia

Dalam kesempatan itu, Wamen Christina juga menyampaikan komitmen kementerian P2MI untuk memastikan korban yang mengalami luka mendapat perawatan.

Tak hanya itu, ia juga menegaskan pihaknya akan memberikan bantuan hukum kepada para korban tindakan excessive use of force yang dilakukan para petugas APMM.

“Saat ini, kami sedang menelusuri asal daerah para korban agar pendampingan dapat dilakukan dengan optimal,” jelasnya.

Baca juga: Mumpung Liburan, Jangan Lewatkan Keseruan Hari Terakhir Bandung Gaming Days 2025

Langkah lainnya juga dilakukan KemenP2MI, yakni berkoordinasi dengan Kemenlu dan Atase Kepolisian di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur untuk dapat menjenguk para korban.

Meski para korban berangkat ke Malaysia disebut non prosedural, namun KemenP2MI meminta agar tindakan malaysia tetap memerhatikan hak asasi manusia (HAM).

UNtuk itu, pihaknya merencanakan akan mengadakan pertemuan dengan pemerintah Malaysia guna membahas hal yang harus dilakukan agar kejadian serupa tak terulang.***(Heryana)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *