Jakarta – Program makanan bergizi gratis mendapat sorotan Anggota DPR RI Netty Prasetiyani Aher. Sejumlah saran disampaikan Netty agar program tersebut berjalan efektif.
Politisi PKS asal Jawa Barat itu mengingatkan aga program makanan bergizi gratis tidak dilakukan dengan cara pukul rata. Pasalnya kata Netty, kondisi setiap daerah di Indonesia berbeda-beda.
Pernyataaannya tersebut terutama ditujukan kepada Badan Gizi Nasinal (BGN) yang merupakan pelaksana program makanan bergizi gratis bagi siswa SD, SMP, dan SMA sederajat.
Baca juga: Anggota DPRD Kota Cimahi Ini Apresiasi Ormas Gibas Dirikan Koperasi
Dimulai dari pendataan, Netty meminta agar BGN melakukan sinkronisasi data di setiap jenjang pendidikan dalam menyiapkan makanan bergizi gratis bagi mereka.
“Dengan adanya sinkronisasi data, maka pemerintah dapat memetakan sekolah atau daerah yang sudah memenuhi syarat fasilitas untuk penyediaan makanan bergizi dan yang belum,” jelasnya, Selasa (17/9/2024).
Ia berpesan agar langkah penyiapan program tersebut dilakukan merata untuk seluruh daerah di Indonesia, karena hal tersebut menurutnya tak akan efektif.
Baca juga: Bupati Bandung Tawarkan Insentif Bagi Pemilik Lahan Sawah Abadi
Lebih teknis lagi, Netty mengingatkan pelaksana program makanan bergizi gratis memperhatikan ketersedian bahan, sarana dan infrastruktur, hingga penghitungan biaya di setiap daerah yang dipastikan akan berbeda-beda.
Ia mencontohkan, pelaksanaan program tersebut di daerah terpencil akan berbeda dengan daerah yang memiliki infrastruktur memadai.
“Misalnya, apakah dengan harga Rp15.000 per porsi di Papua sudah dapat menyediakan makanan bergizi,” katanya.
Baca juga: Bonus Ratusan Juta Menanti Atlet Asal Kabupaten Bekasi Peraih Medali PON XXI
Selain itu, dalam hal pemilihan bahan pangan juga diminta Netty agar pemerintah memperhatikan potensi kekayaan alam setiap daerah. Semisal, tak juga dipukul rata harus selalu nasi untuk semua daerah.
BGN juga diharapkannya dapat memberdayakan pelaku UMKM yang berada disekitar satuan pendidikan (sekolah) yang sebelumnya telah diberikan edukasi dalam menyediakan jajanan bergizi dan sehat bagi siswa.
Dirinya tak ingin disaat pemeritah telah berupaya menyediakan makanan bergizi, sementara siswa masih jajan makanan yang tidak sehat dan tak higienis.***(Heryana)