Buka Kontes Ayam Pelung, Dicky Saromi: Lestarikan Fauna Endemik Jawa Barat

Nasional482 Dilihat

Kota Cimahi – Penjabat Wali Kota Cimahi Dicky Saromi membuka kontes Ayam pelung yang berlangsung di Ecowisata Cimahi, Kampung Cimenteng, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara Minggu (9/6/2024).

Dicky Saromi mengatakan, kontes tersebut bukan sekedar kontes biasa, melainkan terdapat nilai-nilai positif pelestarian fauna endemik Jawa Barat, salah satunya ayam pelung.

“Dari sini kita ikut bersama-sama melestarikan salah satu endemi dari Jawa Barat dan sudah menjadi budaya bagi mereka yang hobi dengan ayam pelung,” tuturnya.

Baca juga: Menikmati Kuliner Tradisional Khas Cimahi di Pasar Awi Campernik

Menurutnya, masyarakat Jawa Barat harus bersyukur dengan alam Jawa Barat yang memberikan kesuburan dari berbagai aspek flora fauna di dalamnya.

Kotes Ayam pelung kata Dicky memberikan peluang bagi pehobi yang tergabung dalam komunitas yang cukup besar hingga saat ini.

Maka Kita akan terus bisa meramaikan kota Cimahi dengan event-event. Dan ksuus dengan kontes hari ini, kita bangga bahwa Jawa Barat merupakan provinsi yang kaya di Indonesia,” ujarnya.

Baca juga: Bagikan Setifikat Tanah, AHY: Langkah Hindari Penyerobotan Oleh Mafia

Secara ekonomi, kegiatan seperti kontes ayam pelung menurutnya memberikan dampak positif karena mampu menarik wisatawan tak hanya dari Kota Cimahi, tetapi juga dari daerah lain.

Sementara itu, perwakilan komunitas ayam pelung Rudi Sumarna menjelaskan, peserta kontes hari itu datang dari beberapa provinsi di Indonesia seperti Jawa Barat, Jakarta, Banten, dan Jawa Tengah.

Terdapat tiga kelas yang dipertandingkan dalam event tersebut, yakni kelas Suara, Kelas Bobot, dan performance.

Baca juga: Asiknya Musim Jeruk Bali, Apakah Didatangkan dari Bali?

“Istilah orang dulu yang bagus itu yang suaranya membuat bulu kuduk kita yang mendengarnya berdiri (merinding),” kata Rudi.

Selain itu, suara yang menjadi perhatian juri kata Rudi, adalah suara yang memiliki keserasian antara suara angkatan (awal), suara di bagian tengah, dan suara dibagian akhir.

Yang menarik dari penjelasan Rudi adalah soal hadiah bagi pemenang kontes ayam pelung. Ia mengatakan, jumlah hadiah relatif tidak begitu besar untuk menghindari potens perjudian.

Baca juga: PPIH Persiapkan Safari Wukuf Bagi Jemaah Lansia dan Disabilitas

“Awal berkembangnya ini dari lingkungan pesantren, maka hadiah yang disediakan tidak berlebihan karena khawatir berpotensi perjudian,” ungkapnya.***(Heryana)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *