Jakarta – Buntut dari protes yang dilayangkan Kementerian Agama atas pelayanan penerbangan jemaah haji, PT Garuda Indonesia mendapat teguran dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Informasi tersebut disampaikan Kemenag RI setelah pihaknya memprotes sejumlah permasalahan yang terjadi pada maskapai pelat merah itu yang mengakibatkan keterlambatan pemberangkatan jemaah calon haji.
Selain di Makassar dengan peristiwa munculnya percikan api, masalah mesin pesawat juga terjadi pada penerbangan dari Embarkasi Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah.
Baca juga: Kerusakan Mesin Garuda Indonesia Akibatkan Penerbangan Jemaah Haji Delay 17 Jam
Masalah tersebut mengakibatkan terlambatnya penerbangan jemaah hingga berjam-jam. Tak hanya satu kloter yang terlambat berangkat, kejadian itu juga berakibat efek domino pada jadwal penerbangan kloter lainnya.
Atas kejadian tersebut dan protes yang disampaikan Kemenag RI, PT Garuda Indonesia dikabarkan mendapat teguran keras dari Kemenhub, Jumat (24/5/2024).
“Kami telah menindaklanjuti dengan memberikan teguran dan menindak tegas agar sejumlah perbaikan segera dilakukan,” ujar Menhub Budi Karya Sumadi seperti dilansir dari laman Kemenhub.
Baca juga: Pandang Madura United Tangguh, Tapi Bojan Hodak Ingatkan Persib Miliki Pemain Membahayakan
Menhub Budi juga disebutkan meminta PT Garuda Indonesia segera melakukan perbaikan agar jadwal penerbangan jemaah tak lagi terganggu dan bermasalah.
Dikatakan Budi, pihaknya juga meminta agar Garuda Indonesia memberi proritas program Angkutan Haji 2024 dan segera melakukan recovery keterlambatan penerbangan.
Yang tak kalah penting, Kemenhub disebut meminta agar Garuda Indonesia mengawasi dengan lebih ketat terhadap setiap pesawat yang digunakan dalam Angkutan Haji 2024.
Baca juga: Bupati Bandung Bongkar Rumah Enang untuk Disulap Dalam Program Perbaikan Rutilahu
Diberitakan sebelumnya, masalah pada mesin pesawat Garuda Indonesia membuat jemaah kloter 5 (UPG-05) harus kembali ke landasan Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar dan mengalami keterlambatan pada 15 Mei lalu.
Akibat masalah mesin juga, penerbangan kloter 41 Embarkasi Donohudan, Boyolali mengalami delay selama 5 jam dan jemaah ahirnya diterbangkan dengan pesawat untuk kloter 42.
Namun dampaknya ternyata jadi panjang ketika kloter 42 harus menunggu 7 jam sampai diterbangkan. Demikian seterusnya terjadi pada kloter berikutnya yang membuat jemaah sampai harus menunggu 17 jam.***(Heryana)