Bandung Barat – Sespim Lemdiklat Polri menggelar dialog Kebanggsaan dengan tema “Nasionalisme Kebangsaan: Anak Muda Mau Dibawa Kemana?”, Senin (5/2/2024).
Dialog yang dibuka oleh Kabag Jarlat Sespim Polri Kombes Fauzi Bakti Mochji, S.H. mewakili Kasespim Lemdiklat Polri Irjen Prof. Dr. Chrysnanda Dwilaksana, M.Si. itu menghadirkan artis Raffi Ahmad sebagai narasumber.
Dalam sambutannya, Fauzi Bhakti meminta agar para peserta dialog dapat mengikuti dengan seksama kegiatan dialog yang dgelar di Gedung Utaryo, Sespim Lemdiklat Polri, Lembang.
Baca juga: Jumat Curhat: Marak Praktek Bank Emok Dikeluhkan Warga, Begini Tanggapan Kepolisian
“Para Peserta Didik diharapkan menyimak secara seksama dan dapat mengambil manfaat dari materi yang akan disampaikan oleh bapak Raffi Ahmad, sehingga memiliki pemahaman yang komprehensif,” ucapnya.
Mengutip amanat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo soal sense of crisis dengan tujuan meningatkan kepercayaan dunia internasional melalui kegiatan cooling system.
Namun Kapolri menyebut, kegiatan yang dimaksudnya itu harus dibekali dengan semangat kebhinekaan untuk menuju peradaban yang lebih baik.
Baca juga: Empat Laga Kandang Berbuah Minor, Ada Apa Sib?
Sementara itu dalam pemaparannya, Raffi Ahmad menjelaskan soal kelebihan dan kekurangan yang dimiliki anak muda.
Salah satu kelebihan yang dimiliki anak muda menurutnya, adalah aktualisasi, termasuk pengembangan kemampuan dan bakat yang dimiliki.
“Kelebihan anak muda saat ini adalah Aktualisasi, yaitu keinginan individual untuk memenuhi kebutuhan diri, termasuk didalamnya kemampuan mengembangkan bakat, kreatifitas, keterampilan dan kecerdasan,” bebernya.
Baca juga: Presiden Jokowi Sebut Masih Kurang 80 Juta Sertifikat Tanah Rakyat Indonesia
Namun diantara kelebihan tersebut terdapat kekurangan yang juga dimiliki anak muda, yakni keinginan mendapat pengakuan, atau bahkan pujian.
Hal tersebut menurut artis yang mengawali karirnya melalui pemilihan sampul majalah itu membuat anak muda meraih kepuasan atas sktualisasi dirinya.
Sementara itu berkaitan dengan tema dialog itu sendiri, Raffi menjelaskan terdapat dua terminologi nasionalisme, yakni dalam arti luas dan sempit.
Baca juga: Presiden Sebut Kerugian Akibat Kemacetan Jabodetabek Capai Seratus Triliun Per Tahun
Dijelaskannya, nasonalisme dalam arti luas merupakan sebuah paham yang nilai kesetiaan paling tinggi setiap individu harus diserahkan kepada negara.
“Sedangkan nasionalisme dalam arti sempit disebut juga dengan nasionalisme negatif, karena mengandung makna perasaan kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya yang sangat tinggi,” jelasnya.
Hanya saja, dalam kesempatan itu Raffi menegaskan jika nasionalisme dirinya adalah melayani masyarakat.
Baca juga: Apel Kesiapsiagaan, BPBD Kabupaten Bandung: el Nino Sebabkan Peningkatan Kejadian Bencana Tahun 2023
Sementara itu dalam keterangannya kepada media, Kasenat Sespim Polri Dikreg ke-64 Dr. Muh Ardila Amry, S.H., S.I.K., M.Si mengajak semua angota Polri mempersiapkan diri menghadapi tantangan masa kini.
“Kita sebagai generasi penerus Polri harus sadar tentang di era apa saat ini kita berada, kita juga harus sadar akan akselerasi perubahan yang amat sangat cepat,” ujar Ardila.
Ia melanjutkan, anggota Polri harus mempersiapkan diri, beradaptasi, proaktif, dan menjadi pemecah masalah.
Baca juga: Hindari Spekulasi dan Hoax, DPR Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Keracunan KPPS
Polri juga menurutnya harus mampu menjadi ikon kebhinekaan dan toleransi, serta memiliki nilai tersendiri.
“Kita juga harus mempunyai semangat sebagai Penjaga Kehidupan, Pembangun Peradaban, sekaligus Pejuang Kemanusiaan,” tandasnya.
Dialog Kebangsaan dihadiri seluruh peserta didik Sespim Polri Dikreg ke-64, yakni 268 anggota Polri, 24 anggota TNI, dan tiga orang dari mancanegara.
Baca juga: Ikuti Olahraga Bersama, Wabup Sukabumi: Seluruh Penyelenggara Pemilu Harus Sehat
Selain itu, dialog juga diikuti sejumlah perwakilan peserta didik Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri Dikreg ke-33.***(bs)
