Pemkot Bandung Tangani Banjir dengan Pendekatan Teknologi dan Kolaborasi

Bandung Raya792 Dilihat

Kota Bandung – Hujan mengguyur Kota Bandung akhir-akhir dirasakan masyarakat ini semakin tinggi. Bahkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mengatakan, saat ini wilayah Bandung Raya dan sekitarnya sedang memasuki puncak musim penghujan. Hal tersebut menjadi pemicu terjadinya banjir dan genangan di beberapa titik di Kota Bandung.

Untuk menangani banjir dan genangan sebagai dampak dari tingginya curah hujan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung membangun sembilan kolam retensi baru, 647 sumur resapan dangkal, 22 sumur resapan dalam, dan 706 drumpori.

Untuk menghindari pendangkalan sungai akibat sedimentasi dan material lain, secara rutin Pemkot melakukan pengerukan saluran air dan menyiagakan rumah pompa air.

Sebagai contoh, Pemkot Bandung telah membangun kolam retensi Rancabolang. Kolam seluas 8.000 meter persegi tersebut dioptimalkan sebagai penyerap air saat hujan deras terjadi.

Upaya lain yang dilakukan Pemkot Bandung adalah membuat 5.000 unit sumur imbuhan dangkal dan 30 unit sumur imbuhan dalam. Angka tersebut dipastikan Pemkot akan terus mengalami penambahan.

Masyarakat kota Bandung sudah tidak asing dengan banjir yang kerap terjadi di Kopo Citarip. Untuk mengatasinya, Pemkot mengoptimalkan teknologi dengan membangun rumah pompa di kawasan ini. Pompa yang digunakan disebut Pemkot Bandung memiliki teknologi yang dapat menyedot lumpur sedimentasi yang menjadi penyebab banjir Kopo Citarip.

Tahun 2022, Pemkt Bandung membangun tiga rumah pompa, yakni di kawasan Cingised, Rancabolang dan kopo Citarip. Menilik rencana tahun depan, Pemkot dikabarkan akan membangun kolam retensi tambahan di Margahayu Raya, pompa di Cibaduyut (underpass tol), dan jalan Terusan Pasirkoja (exit tol).

Menurut Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, penanganan banjir bukan hal yang sederhana, pasalnya banjir menurut Yana berkaitan dengan banyak hal. Maka penyelesaian banjir kata Yana memerlukan partisi aktif seluruh pihak

“Bukan sekedar perbaikan infrastruktur, tapi juga berkaitan dengan perilaku manusia. Penyelesaian masalah banjir ini harus dilakukan secara holistik dan memerlukan langkah partisipatif dari semua kalangan,” ujar Yana.

Wali Kota mengajak seluruh masyarakat berkontribusi dalam menjaga dan mencegah terjadinya banjir di kota Bandung. Kolaborasi dalam menangani masalah banjir menurutnya merupakan sebuah keniscayaan.

“Mari bangkitkan kesadaran dari pribadi kita masing-masing untuk turut berkontribusi menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, karena itulah yang kerap menjadi penyebab banjir,” imbuhnya.***(amd).

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *