Kota Bandung – Kawasan Gedebage masih menjadi sorotan, terutama terkait potensi banjir di kawasan tersebut saat memasuki musim hujan.
Dalam upaya penanganan banjir Gedebage, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung telah melakukan berbagai langkah strategi. Kali ini, Pemkot meresmikan kolam retensi Rancabolang di jalan SOR GBLA, Rabu (14/12/2022).
Kolam seluas 8.000 meter persegi tersebut dilengkapi dengan rumah pompa yang berfungsi mengalirkan banjir atau genangan di kawasan Gedebage. Pembangunan kolam retensi disebut merupakan hasil swadaya masyarakat.
Seperti kolam sejenis yang telah dibangun Pemkot sebelumnya, kolam retensi Gedebage berfungsi untuk menyerap air yang menyebabkan banjir dan genangan. Di sisi lain, masyarakat dapat memanfaatkan kolam retensi sebagai ruang terbuka hijau.
Selain untuk menyerap genangan air yang berpotensi menyebabkan banjir, kolam retensi ini juga bisa menjadi alternatif ruang terbuka hijau bagi masyarakat.
Kolam retensi Rancabolang menurut Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, memiliki sejarah panjang mulai dari 2019, terkait fungsi maupun pengelolaan. Sehingga dirinya mengapresiasi dan menyambut positif peresmian kolam retensi dan rumah pompa ini tersebut.
“Mudah-mudahan ini bisa mengurangi dampak banjir saat debit hujannya besar. Tempat ini punya histori yang besar, di antaranya merupakan hasil swadaya masyarakat,” ujar Yana.
Pembangunan kolam retensi dan rumah pompa diyakini Yana bakal mengurangi durasi genangan air hujan di Gedebage.
Upaya penanganan banjir di Kota Bandung menurut Yana akan selalu diakselrasi oleh Pemkot Bandung. Selain pembangunan kolam retensi, beberapa cara lain juga dilakukan pihaknya seperti pembuatan sumur resapan dan drumpori.
Namun, dalam kesempatan tersebut, Yana juga mengimbau masyarakat Kota Bandung untuk bersama-sama Pemkot melakukan upaya penanganan banjir dan genangan. Menurut Yana, salah satu langkah yang bisa dilakukan masyarakat adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan.
“Secara teori, upaya-upaya yang dilakukan ini semestinya berjalan. Kalau intensitas hujan tinggi, genangan mungkin akan tetap ada. Tetapi surutnya pun akan cepat (tidak seperti kejadian banjir di Gedebage),” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi menyampaikan, dalam upaya menangani banjir, Pemkot Bandung menerapkan prinsip parkir dan resapan air. Sementara kehadiran rumah pompa menurutnya akan dimanfaatkan untuk optimalisasi penerapan prinsip tersebut.
Terkait rumah pompa Rancabolang, disebut Didi setiap satu pompa mampu mengalirkan sekitar 150 liter air per detik. Itulah yang menjadi alasan pihaknya optimis banjir cepat surut.
“nanti ke depannya, prinsip parkir dan resapan air ini akan diilakukan untuk penanganan banjir di kota Bandung,” kata Didi.
Dikatakan Didi, di sepanjang tahun 2022, Pemkot Bandung sudah meresmikan tiga rumah pompa yang masing-masing berada di Gedebage, Citarip, dan ingised, dan Citarip.
Wakil Ketua Komisi C DPRD kota Bandung, Agus Gunawan mengapresiasi kehadiran rumah pompa sebagai upaya penanganan banjir yang dilakukan Pemkot Bandung. Ia berharap upaya tersebut menjadi solusi bagi masyarakat yang jenuh dengan banjir.
“Semoga keluhan masyarakat terkait banjir bisa terjawab,” ucapnya.***(amd).