Ema Sumarna Mewajibkan ASN Kota Bandung Jadi Agen Perubahan

Bandung Raya860 Dilihat

Kota Bandung – Aparatur Sipil Negara yang jadi anggota birokrasi pemerintahan perlu profesional, maju, dan modern. Oleh karenanya, ASN perlu jadi agen perubahan untuk merubah pola pikir dan budaya kerja secara berkelanjutan.

Penguatan agen-agen perubahan juga merupakan tidak benar satu kiat reformasi birokrasi untuk menciptakan birokrasi yang profesional bersama karakteristik adaptif, berintegritas, bersih dari tabiat korupsi, kolusi dan nepotisme.

Sehingga ASN dapat melayani publik secara akuntabel, serta memegang teguh nilai-nilai dasar organisasi dan kode etik tabiat aparatur negara.

Atas perihal itu, Pemerintah Kota Bandung menggelar upaya gerakan Agen Perubahan Perangkat Daerah di lingkungan Pemkot Bandung, di Hotel Grandia, Senin 21 November 2022.

“Yang perlu dimiliki jiwa keteladan, umpama memberi tambahan perubahan di lingkungan kerja,” katanya.

Ia menambahkan, agen perubahan yang diinginkan adalah individu atau group terpilih yang dapat jadi umpama dan panutan di dalam berperilaku, yang mencerminkan integritas dan kinerja yang tinggi di lingkungan organisasinya.

“Ini diinginkan dapat bekerja saling terintegrasi atau setidaknya terwadahi di dalam sebuah forum untuk mempercepat dan memperkuat terjadinya perubahan pada organisasi tersebut,” ujarnya.

Ema menambahkan, di dalam rangka mewujudkan obyek tersebut, tidak benar satu daerah perlu perubahan tersebut adalah perubahan mindset (pola pikir) dan culture set (budaya kerja).

Menurut Ema, perubahan pola pikir dan budaya kerja birokrasi dimaksudkan untuk mewujudkan peningkatan integritas dan kinerja birokrasi yang tinggi.

“Makna integritas adalah individu anggota organisasi yang mengedepankan tabiat terpuji, tekun dan penuh pengabdian supaya dapat mendorong terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas dari praktik korupsi,” katanya.

“Sedangkan makna kinerja tinggi adalah individu anggota organisasi yang miliki etos kerja yang tinggi, bekerja secara profesional dan dapat meraih target-target kinerja yang ditetapkan. Sehingga dapat mendorong terwujudnya pencapaian target-target kinerja organisasi,” imbuh Ema.

Selain itu, tidak benar satu aspek perlu di dalam perihal perubahan pola pikir dan budaya kerja di lingkungan suatu organisasi adalah terdapatnya keteladanan berperilaku yang nyata dari pimpinan dan individu anggota organisasi.

“Pimpinan organisasi membawa lingkar efek yang luas, supaya tabiat pimpinan dapat jadi umpama bagi para bawahan untuk bertindak dan berperilaku,” ujarnya.***(amd).

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *