Polresta Bandung Gencarkan Sosialisasi “Apakah Semua Obat Sirup Berbahaya”

Bandung Raya838 Dilihat

Kabupaten Bandung – Guna menekan angka kasus pasien dengan gangguan ginjal akut progresif atipikal, Polresta Bandung melaksanakan sosialisasi menyeluruh kepada masyarakat di kabupaten Bandung, Rabu (26/10/2022).

Polresta Bandung melaksanakan sosialisasi mengacu pada informasi yang disampaikan Kementerian Kesehatan RI, terkait maraknya kasus gagal ginjal akut sejak beberapa waktu terakhir. Hal tersebut disampaikan Kapolresta Bandung, Kombes Kusworo Wibowo melalui zoom meeting.

Kusworo mengatakan, sosialisasi tersebut dilaksanakan jajarannya dengan tema “Apakah Semua Sirup Obat Berbahaya” . Tujuannya adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat.

“Kami melihat banyak sekali yang khawatir dan ragu terhadap obat sirup anak, maka dari itu kami diskusi dengan Kasat Narkoba perlu melaksanakan sosialisasi,” ucap Kusworo.

Kusworo menyampaikan keterangan yang disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin dua hari terakhir. Menurutnya, Menkes dalam pidatonya mengungkapkan jumlah kasus ganggauan ginjal akut progresif atipikal ebanyak 245 kasur per 24 Oktober 2022.

“Kasus ini terjadi di 26 provinsi, adapun 8 kasus yang terberat ada di Jakarta. Sedangkan dari 245 kasus tersebut, 141 dikabarkan meninggal dunia. Artinya angka fatalitasnya (fatality rate) kasus gagal ginjal ini mencapai 57,6 persen,” jelasnya.

Seluruh kepolisian sektor (Polsek) bersama Puskesmas melaksanakan sosialisai dengan pengecekkan dan menyampaikan himbauan kepada seluruh apotek dan toko obat yang ada di kabupaten Bandung.

“Kami memberikan himbauan, untuk sementara tidak mengeluarkan obat-obatan yang sudah ditarik oleh BPOM. Apa gejalanya dan apa langkah-langkah awal yang bisa di lakukan, supaya tidak sampai resikonya semakin tinggi,” tutur Kapolresta Bandung.

Zoom meeting dalam rangka sosialisasi tersebut dihadiri ratusan peserta yang berasal dari berbagai unsur dan profesi seperti apoteker, pelaku usaha toko obat, tenaga kesehatan dan seluruh kapolsek dan Bhabinkamtibmas.

“Jadi, sosialisasi ini untuk memberikan pemahaman kepada teman-teman yang ikut zoom. Teman-teman bisa lebih mudah menginformasikan kepada masyarakat, sehingga masyarakat tahu apakah anaknya memiliki gejala, dan apa yang harus dilakukan,” pungkasnya.***(bds).

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *