Launching Program PUAS, Bupati Bandung: Petani Bisa Langsung Menjual ke Konsumen

Bandung Raya482 Dilihat

Kabupaten Bandung – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui Dinas Pertanian laksanakan rapat koordinasi dalam rangka pengendalian inflasi tempat sektor pertanian (penanganan inflasi) di Hotel Grand Sunshine Soreang, Selasa (11/10/2022).

Bersamaan bersama itu turut dilaksanakan pula launching PUAS (Petani menjajakan Langsung ke Konsumen) bersama melibatkan pasar tani, melalui PUAS ini dalam proses pemasaran hasil pertanian itu dapat memutus mata rantai pemasaran, dan tidak kembali melalui pengepul atau bandar.

Launching PUAS dihadiri Bupati Bandung HM Dadang Supriatna didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Bandung Hj. Emma Dety Dadang Supriatna, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Bandung H. Marlan, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung H. A Tisna Umaran dan sejumlah pihak tentang lainnya.

Bupati Bandung Dadang Supriatna menyatakan, bahwa dalam pelaksanaan launching PUAS ini merupakan sebuah terobosan dalam penanganan inflasi di Kabupaten Bandung.

“Dalam pelaksanannya kolaborasi pada pengurus pasar tani bersama para petani, dimana pasar tani ini menampung hasil memproses pertanian yang berasal dari para petani. Itu sifatnya hanya koordinasi dan segera dijual kepada konsumen,” kata Dadang Supriatna usai launching PUAS di Hotel Grand Sunshine Soreang, Selasa pagi tadi.

Dikatakan Bupati Bandung, cara yang dilaksanakan Dinas Pertanian itu sebagai bentuk inovasi dan terobosan yang sangat luar biasa. “Maka bersama adanya launching PUAS ini, petani segera menjajakan ke konsumen,” kata Dadang Supriatna.

“Karena itu aku mengintruksikan kepada seluruh ASN (Aparatur Sipil Negara), baik itu kepada para kepala desa maupun di kantornya masing-masing atau di depan kantornya masing-masing, baik itu depan kantor camat, kantor puskesmas, juga di depan tempat tinggal sakit dan di kantor para kepala dinas itu, diwajibkan menjajakan hasil produk para petani Kabupaten Bandung melalui program Pasti (Pasar Tani),” imbuhnya.

Bupati Bandung kembali mengungkapkan bersama program pasar tani ini merupakan terobosan yang sangat luar biasa. Ia juga meminta kepada Bank BJB maupun BPR Kertaraharja untuk dapat memfasilitasi para entrepreneur lokal yang ada di Kabupaten Bandung melalui program PUAS ini.

Bupati Bandung pun turut mengungkapkan, bahwa bersama adanya kenaikan bahan bakar minyak (BBM) secara umum berdampak terhadap sektor pertanian. “Kabupaten Bandung sebab punya lahan pertanian yang sangat luar biasa, sebenarnya ada dampak. Untuk tahun depan kita dorong untuk para petani bersama memberi tambahan hibah sebesar Rp 25 miliar,” tutur Dadang Supriatna.

Dengan adanya bantuan hibah puluhan miliar rupiah itu, diinginkan dapat menolong supaya para petani eksis dan dapat laksanakan kesibukan pertanian di Kabupaten Bandung.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung H. A Tisna Umaran mengatakan, bahwa pelaksanaan pasar tani ini, sesudah sebelumnya sudah dilaksanakan atau mempunyai pengalaman terhadap masa pandemi Covid-19 atau saat masa isolasi.

“Nah di masa isolasi itu, pembeli harus dilayani. Kita sudah memicu paket-paket untuk dibeli, dan sekarang bersama adanya ancaman krisis, kemudian inflasi, supaya kita kemas kembali lebih serius,” tutur Tisna Umaran.

Menurutnya, melalui pelaksanaan launching PUAS itu, dibarengi bersama pengukuhan pengurus pasar tani dan melacak para petani muda yang produktif. “Kemudian kita melacak mitra yang strategis, untuk tahap awal mitra kita sasarannya adalah Ormas Islam, bersama alasan sebab Ormas Islam punya kesibukan pengajian, bersama kuantitas jamaah itu dapat 700 orang, 1000 orang apalagi 2000 orang, apalagi Aljawani hingga 3.000 orang dan biasanya ibu-ibu yang tentang bersama kebutuhan produk pertanian, sayuran,” kata Tisna Umaran.

Dinas Pertanian juga sebelumnya sudah laksanakan penjajakan atau kerjasama bersama sejumlah ormas Islam, di antaranya laksanakan percobaan bersama muslimat NU (Nahdlatul Ulama), Persis, LDII, dan responnya sangat luar biasa.

“Kami menyita inovasi tentang bagaimana petani dapat segera menjajakan ke pembeli itu, bersama operatornya pasar tani. Karena terkecuali petani segera susah, harus ada yang memanage-nya,” kata Tisna Umaran.

Ia meminta pasar tani bersama keputusan belanja sayuran dari para petani itu harus lebih tinggi dari harga beli bandar. “Nah menjajakan produk pertanian itu harus lebih tidak mahal dari supermarket atau pasar. Tawarannya itu ada dua macam, apa yang sudah dikemas atau curah. Kalau yang sudah dikemas, harganya berapa dan yang curah berapa,” ujar Tisna Umaran.

Ia melihat terkecuali di pengajian itu, ibu-ibu biasanya inginnya sayuran atau produk pertanian itu yang sudah dikemas, sudah bersih dan sudah dipilih.

“Kita tawarkan. Jadi prinsipnya, bagaimana memproses pertanian yang dihasilkan para petani dapat dibeli lebih tinggi dari bandar. Kemudian pembeli meraih harga lebih tidak mahal dari pasar dan para petani pun dapat memetik hasil jerih payahnya bersama harga yang menguntungkan dibanding menjajakan ke bandar,” katanya.

Tisna Umaran melihat bersama adanya pasar tani ini mendapat respon yang sangat besar. “Kita nanti bakal mapping, dan mengatur jadwal pengajian yang dilaksanakan muslimat NU terhadap setiap bulannya, terasa tanggal dan hari apa jadwalnya nanti,” tuturnya.

Tisna Umaran meminta kedepannya, tidak hanya bermitra bersama ormas Islam, juga nantinya bekerjasama bersama hotel, tempat tinggal sakit maupun para OPD yang ada di Kabupaten Bandung.

“Termasuk bersama pengelola masjid, terlebih terhadap pas pelaksanaan Jumat berkah atau Jum’at berbagi,” katanya.

“Melihat animo dan respon, ini diinginkan menjadi jenis pasar baru di Kabupaten Bandung. Jadi para petani tidak memasarkan ke bandar saja, namun ada alternatif yaitu pasar tani,” ungkapnya.***(bds).

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *