Kunjungi DPRD Kota Bandung, Dubes Inggris Bahas Program Global Future Cities

Bandung Raya553 Dilihat

Kota Bandung – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung menerima kunjungan Duta Besar Inggris Untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, Selasa (18/10/2022).

Kedatangan Owen dan rombongan diterima oleh Ketua DPRD kota Bandung, Tedy Rusmawan beserta sejumlah pimpinan DPRD kota Bandung lainnya.

Sesuai agenda, pertemuan yang berlangsung di ruang Badan Musyawarah DPRD Kota Bandung membahas kerja sama antara Inggris dengan kota Bandung melalui program Global Future Cities (Kota Masa Depan Global). Hal tersebut berkaitan secara khusus dengan masalah transportasi publik yang terintegrasi dan peningkatan mobilitas masyarakat.

Tujuan dari digagasnya program tersebut merupakan sebuah langkah menekan karbon emisi melalui penataan transportasi berkelanjutan.

Kunjungan Dubes Inggris kali ini menjadi yang perdana semenjak pandemi Covid-19 menyebar ke seluruh dunia. Menurut Tedy Rusmawan, kehadiran Owen merupakan kali pertama dilakukan Dubes Inggris ke DPRD kota Bandung.

“Kami sangat mengapresiasi kunjungan Bapak Owen dengan tujuan untuk meningkatkan kembali kerja sama Inggris dan Bandung melalui program Global Future Cities for The Integrated Public Transport yang sempat vakum sejak pandemi Covid-19,” sambut Tedy.

DPRD Kota Bandung memberikan mengapresiasi yang tinggi atas kerja sama Pemerintah Inggris dengan Pemkot Bandung.

Jika menilik populasi Kota Bandung yang saat mencapai 2,5 juta jiwa, menjadikan kota Bandung sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia. Populasi yang meningkat menurut Tedy terjadi karena Kota Bandung memiliki banyak daya tarik di berbagai bidang. Sebut saja dalam hal pariwisata, pendidikan, ekonomi, bahkan perdagangan. Hal tersebut sambung Tedy, menimbulkan banyak dampak, termasuk masalah transportasi.

Tedy melanjutkan, peningkatan jumlah penduduk berpengaruh pada tingkat mobilitas masyarakatnya yang juga meninggi, serta ditandai dengan meningkatnya kebutuhan sarana transportasi. Sementara pengembangan transportasi menimbulkan konsekuensi lahirnya beragam persoalan. Salah satu persoalan yang dimaksud Tedy yaitu kemacetan, polusi udara, bahkan kecelakaan.

“Pemerintah Kota Bandung patut bersyukur bahwa untuk mengatasi permasalahan transportasi tersebut, Kedutaan Besar Inggris telah melakukan penelitian dan pengkajian yang akan membantu kita,” ujarnya.

Tedy mengatakan pertemuan dengan Dubes Inggris utuk Indonesia sangat penting bagi DPRD kota Bandung. Hal tersebut menurut Tedy terutama dalam mempertimbangkan dan mengambil langkah strategis berdasarkan tujuan kerjasama yang dibangun oleh keduanya.

“Kami menyadari bahwa tantangan dan kendala tentu tidak mudah namun kita tentu akan berbuat yang terbaik bagi peningkatan kualitas pengelolaan kota dan berharap rekomendasiajuan dapat dijalankan sesuai kondisi di lapangan,” tuturnya.

Dubes Inggris, Owen Jenkins merasa terhormat ketika mendengarkan pernyataan ketua DPRD kota Bandung yang menyebut bahwa Owen adalah dubes Inggris pertama yang berkunjung ke lembaga legilatif kota Bandung itu.

“Saya bangga sebagai dubes pertama yang mengunjungi DPRD Kota bandung. Saya baru tahu. Saya berterima kasih banyak atas penyambutan hangatnya. Ini merupakan kunjungan bersejarah,” ucap Owen bahagia.

Owen mengaku termotivasi untuk meningkatkan kerjasama program Global Future Cities for The Integrated Public Transport yang diagendakan agar semakin kuat, terutama menyangkut infrastruktur dan tranportasi.

Menurut Owen, program ini fokus pada dukungan pembangunan tata kelola transportasi berkelanjutan. Program tersebut sambung Owen, berupaya menyentuh berbagai lapisan masyarakat untuk mendapatkan layanan transportasi berkelanjutan.

Owen mengaku melihat potensi besar yang dimiliki kota Bandung untuk berkembang, sehingga ia optimis kerjama yang teragendakan akan terwujud sesuai rencana.

Kunjungan Owen juga menunjukkan komitmen Pemerintah Inggris dalam mendukung pembangunan Kota Bandung. Pada masa sebelumnya, kerja sama tersebut diakui terbilang berhasil dan sukses. dalam kesempatan nanti kota Bandung bisa menjadi contoh model transportasi berkelanjutan.

Namun di sisi lain Owen menyadari akan berbagai tantangan di masa mendatang selama pembangunan infrastruktur transportasi berlangsung. Untuk mengantisipasinya, pemerintah Inggris menurut Owen akan menguatkan dukungan.

“Kami yakin Bandung punya komitmen menekan angka karbon. Saya kira akan ada banyak potensi kerja sama bukan hanya antara pemerintah saja, tetapi juga kolaborasi bersama swasta. Kami melihat adanya komitmen dari Kota Bandung dalam pengurangan emisi, dan Pemerintah Inggris ingin membawa investor dari Inggris ke Kota Bandung,” tutur Owen.

 

Kota Masa Depan

Pertemuan yang berlangsung di gedung DPRD kota Bandung juga dihadiri Program Manager Global Future Cities, Maria Reni. Ia sempat menyampaikan secara lengkap progres yang telah dilakukan di kota Bandung, termasuk pemutakhiran hasil survey.

Maria menjelaskan, program Global Future Cities mengusung prinsip penataan transformasi transportasi terintegrasi dan berkelanjutan. Karena transportasi begitu krusial bagi perekonomian, maka dalam operasionalnya jangan sampai terhambat. Sementara di sisi lain peningkatan jumlah kendaraan dan mobilitas masyarakat yang tinggi menjadi penyumbang terbesar terjadinya kemacetan. Utuk hal yang satu ini menurut Maria perlu dilakukan upaya mengalihkan penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi umum.

“Sejak 2019 fokus kami untuk meningkatkan layananan transportasi bagi masyarakat. Perlu visi dan strategi jangka panjang. Pekerjaan kami harus melibatkan bukan hanya pemangku kepentingan tetapi juga masyarakt secara transparan. Pada 2020, kami memperbaiki survei layanan angkutan umum, untuk memperbaharui hasil survei sebelumnya,” ungkap Maria.

Survei melalui wawancara yang dimaksud Maria, dsebut melibatkan para pengguna. Maria mengatakan, survei sendiri menempatkan masalah integrasi layanan pada posisi paling disorot publik. Hal lain yang menjadi faktor pertimbangan penggunaan transportasi umum adalah terkait keamanan, layanan, serta infrastruktur.

“Di awal tahun kita ingin memastikan nilai layanan ekonomi dari angkutan umum ini sejauh mana. Penting untuk mengetahui kemampuan masyarakat untuk melakukan perjalanan,” imbuhnya.

Dalam usulan proyek percontohan transformasi penataan angkutan perkotaan, Global Future Cities menurut Maria tidak hanya memunculkan kebutuhan kota akan infrastruktur saja. Ia mengatakan perlu kombinasi pertimbangan pasar, industri, regulasi, hingga promosi demi tercapainya tujuan aksesibilitas dan peningkatan kualitaas hidup warga.

“Ini momentum yang tepat bagi Kota Bandung untuk melakukan transformasi penataan angkutan perkotaan. Semoga hasil bantuan dan rekomendasi dari kami bisa menjadikan Bandung lebih baik,” kata Reni.

Menanggapi penjelasan Maria, Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan mengatakan, secara prinsip Pemkot Bandung terus mengupayakan transformasi angkutan umum. Ia mencontohkan disediakannya lima koridor bus rapid transit (BRT) Trans Metro Bandung.

Layanan umum BRT menurut Tedy akan terus ditingkatkan. Bahkan Tedy meyakinkan, transportasi tersebut masuk dalam pembahasan di DPRD kota Bandung. Lebih lanjut Tedy menyebut telah melakukan studi komparasi ke pemprov DKI Jakarta. Tujuan dari studi tersebut sambung Tedy, adalah untuk menghitung kebutuhan agar bisa mendekati sistem transportasi di Jakarta yang mulai terintegrasi.

“Ada sejumlah kendala yang menjadi catatan kami, yang pertama terkait regulasi. Kami ingin memiliki payung hukum yang kuat untuk menjadi pemandu pelaksana tranportasi publik di Kota Bandung. jadi, perlu ada penguatan dari perda yang telah ada. Yang kedua terkait kelembagaan. Di Jakarta sudah ada BUMD yang mengelola transportasi. Kami sedang memperitmbangkan terkait hal ini. Yang ketiga terkait subsidi bagi pihak yang harus dibantu,” tutur Tedy.

Sementara itu Ketua Komisi C Kota Bandung, Yudi Cahyadi turut berbicara. Menurut Yudi, pertemuan tersebut merupakan upaya membangun semangat kolaborasi, dimulai dari kerja sama antar pemerintah (G to G), yakni Pemkot Bandung dengan Pemerintah Inggris.

“Kami mengapresiasi apa yang telah dilakukan Pemerintah Inggris. Rekomendasi terkait penataan tansportasi publik di Kota Bandung ini menjadi isu bersama, bagaimana membangun sebuah kota dengan semangat berkelanjutan,” ujarnya.

Diakui Yudi, sistem transportasi menjadi masalah besar Kota Bandung bersama dengan isu sampah dan banjir. Namun dalam ini Yudi sepakat dengan sejumlah kendala seperti yang telah disampaikan sebelumnya oleh ketua DPRD kota Bandung, Tedy Rusmawan.

Namun Yudi memandang kolaborasi dan kerjasama dengan pemerintah Inggris sangat diperlukan dengan alasan pembenahan transportasi memrlukan anggaran yang sangat besar.

“DKI Jakarya memiliki Rp6,2 triliun untuk sistem transportasi terintegrasi. Sedangkan total APBD Kota Bandung hanya Rp7,2 triliun. Jadi, mudah-mudahan hubungan antara Kota Bandung dengan Inggris bisa terus terjalin. Kalau perlu ditambah, jadi selain kerja sama G to G, juga harus diinisiasi kerja sama busines to busines (B to B),” tutur Yudi.***(hry).

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *