Kampung Al Qur’an Tingkatkan Silaturahmi Antar Warga Kota Bandung

Bandung Raya702 Dilihat

Kota Bandung – Sudah banyak program diciptakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, mulai dari program ekonomi dengan UMKMnya, program yang menyentuh kepemudaan, hingga program yang berkaitan dengan upaya mewujudkan Bandung sebagai kota agamis.

Pemkot Bandung melalui kecamatan Bandung Kidul terus melakukan percepatan terhadap program Bandung Agamis melalui beberapa strategi seperti kampung Al-Qur’an gerakan sodakoh sehari seribu (Geososeri), sodkaoh dari seribu (serbu), dan Cinta Labil (Cinta. Balita, lansia, disabilitas).

Semua program kegiatan tersebut dibentuk karena kondisi di lapangan yang masih banyak masyarakat hidupnya kurang beruntung. Dikatakan Camat Bandung Kidul, Budhi Rukmana, kondisi demikian yang membuat ia dan jajarannya meluncurkan program tadi.

“Mereka butuh perhatian kita semua, kita Gerakan Gesoseri di kelurahan Kujangsari, sedekah sehari seribu di kelurahan Wates lingkup PKK,” ungkapnya.

Sementara itu program Cinta Labil yang baru diluncurkan, merupakan kegiatan para ASN dan non-ASN dalam bentuk sodakoh. Hasilnya, akan berikan kepada lansia dan penyandang disabilitas yang berhak menerima, sebagai upaya memperbaiki gizi dan mencegah stunting.

“Ini hadir dari kecintaan kami para ASN dan Non ASN kepada mereka. Kita butuh dana, uangnya dari ASN dan Non ASN Kecamatan diberikan kepada mereka sebagai sodakoh kepada. Kita prioritaskan bagi mereka yang di luar DTKS,” katanya.

Budhi berharap, program yang sudah berjalan di kecamatannya tersebut dapat menjadi kebiasaan baik yang menular kepada seluruh warga Bandung.

“Harapannya kita peduli kepada masyarakat, mengajak stakeholder yang lain yang memiliki kelebihan rezeki untuk membantu masyarakat kurang mampu,” ujarnya.

Sementara itu, Lurah Kujangsari, Yunika Wihastini mengatakan, berawal dari kondisi masih banyak masyarakat yang belum bisa membaca Al-Qur’an, di Kelurahannya dibentuklah kampung Al-Qur’an.

“Masyarakat kurang paham isi Al Qur’an sebagai pedoman hidup. Bahkan ada masyarakat pola pikir pendek banyak terlilit hutang bunuh diri,” kata dia.

“Kita bentuk untuk menangani masalah di masyarakat seperti kurang paham isi Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Tahun 2021 di RW 6 Kujangsari buta huruf Al Qur’an,” imbuhnya.

Tepatnya Desember 3021, Kampung Al-Qur’an tersebut dibentuk dan memiliki tujuan mengurangi angka buta huruf Al-Qur’an. ini juga bertujuan untuk mengurangi tingkat buta huruf Al-qur’an.

“Gurunya relawan dan warga. Tempat mengajinya pun di rumah warga setiap hari terus berjalan,” ungkapnya.

Banyak harapan yang disampaikan Budhi terhadap kampung Al-Qur’an. Selain memperkuat tali silaturahmi juga dapat saling berbagi ilmu agama.

“Semoga dengan adanya Kampung Al Qur’an ini masyakarat dapat lebih memahami dan mengamalkan nilai-nilai Al Qur’an pada kehidupannya,” ujar dia.***(amd).

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *