Disdagin Kota Bandung Pastikan Stok Kedelai Aman dan Terkendali

Bandung Raya653 Dilihat

 

Kota Bandung – Ditengah naiknya harga kedelai saat ini, Kepala Dinas Perdagangan dan Peridustian (Disdagin) kota Bandung, Elly Wasliah, memastikan persediaan komoditas bahan baku tahu tempe tersebut di kota Bandung masih aman.

Saat ini harga kedelai mencapai Rp 12.800-13.800 per kilogram, terkoreksi mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp 11.000-12.000. Kondisi tersebut sempat membuat perajin tahu tempe di Bandung resah dan khawatir. Terlebih sebelumnya beredar kabar bahwa stok kedelai dalam negeri tinggal cukup untuk tujuh hari kedepan.

Dilansir dari cnnindonesia.com, isu tersebut telah diklarifikasi oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas). Menurut Bapanas, ungkapan stok kedelai tinggal tujuh hari kedepan adalah untuk bulan Oktober, sementara untuk 30 hari berikutnya, yakni sepanjang Nopember stoknya masih aman.

Sebelumnya juga beredar isu para perajin tahu tempe bakal melakukan aksi mogok produksi. Dengan kondisi persediaan yan dipastikan aman, Elly mengatakan rencana aksi mogok tersebut tak perlu dilakukan.

“Seluruh anggota Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Kopti) Kota Bandung jumlahnya ada 576 orang. Mereka sudah mendapatkan subsidi harga kacang kedelai sebesar Rp1.000 per kilogram yang dimulai dari bulan April,” ungkap Elly, Jumat (28/10/2022).

Menurutnya, saat ini pemerintah pusat sudah menunjuk Bulog dalam penyaluran subsidi tersebut. Bahkan kata Elly mengatakan, Oktober 2022 ini sudah memasuki tahap kelima.

Elly menambahkan, pihaknya bersama Bulog dan Kopti telah berdiskusi dan diperoleh kesepakatan tidak akan melakukan aksi mogok produksi.

“Hasil kesepakatannya, Kopti Kota Bandung tidak akan mogok. Saat ini pun Ketua Kopti telah mengeluarkan surat resmi pada kami, berisi pernyataan tidak akan ikut mogok produksi,” ungkapnya.

Selain subsidi harga kedelai yang dipenuhi pemerintah, kebutuhan pasokan pun menurut Elly disanggupi pemerintah, sekalipun jumlahnya melebihi kebutuhan biasa, yakni 3.000 ton per bulan. Maka Elly sangat menyayangkan jika harus terjadi aksi mogok produksi.

“Berapapun kebutuhan kedelai Kota Bandung itu akan terus dipenuhi. Biasanya per bulan kita butuh 3.000 ton kedelai. Kalau lebih pun tidak masalah,” ujarnya.

Dikatakan Elly, masalah kedelai tidak hanya menjadi masalah Indonesia, akan tetapi juga dialami beberapa negara lain, terutama negara yang kebutuhan kedelainya mengandalkan impor.

“Ini bukan permasalahan di Indonesia saja, tapi juga sedunia. Karena kita impor kacang kedelainya dari Kanada dan Amerika Serikat. Biaya logistik, harga kacang kedelai, prosesnya juga menjadi faktor naiknya harga,” ucapnya.

Elly menghimbau para perajin tahu tempe agar tidak melakukan aksi mogok yang menurutnya akan berdampak terhadap usaha kuliner lainnya.Terlebih seperti yang dijelaskan Elly sebelumnya, para perajin tidak perlu khawatir dengan ketersedian dan harga kedelai yang dinilainya masih aman dan terkendali.

“Silakan disampaikan saja kepada pemerintah jika ada kendala, kita selesaikan bersama, sehingga tidak perlu ada mogok produksi,” pungkasnya.***(amd).

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *