Belajar Menghargai Makanan Dalam Kampanye Food Waste

Bandung Raya574 Dilihat

Kota Bandung – Disadari atau tidak, setiap hari masyarakat melakukan food waste, yang bisa diartikan sebagai sebuah kebiasaan membuang makanan dari saat diproduksi, distribusi, maupun pada saat dikonsumsi.

Berdasarkan kajian pada 2022, kota Bandung dengan populasi penduduk mencapai lebih dari 2,5 juta jiwa telah menghasilkan sampah 1.594,18 ton per hari. Dari jumlah tersebut, sebanyak 44,52 persen meupakan sampah sisa makanan.

Peduli akan hal itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung menggelar kampanye Food Waste dengan agenda sosialisasi terkait pentingnya menghargai makanan. Kegiatan dilaksanakan dengan kolaborasi bersama Akademi Pariwisata NHI Bandung dan produsen sosis dan baso Paskali, di Persimpangan Cikapayang Dago, Senin (31/10/2022).

Kepala DKPP kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengatakan, kebiasaan masyarakat membeli makanan terlalu banyak, atau megambil porsi makanan berlebihan, berdampak pada meningkatnya sisa makanan dan terbuang.

“Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menghargai makanan dengan membeli makanan terlalu banyak atau penyiapan porsi makanan yang terlalu banyak pada suatu acara yang tidak sebanding dengan konsumsi makanan, merupakan salah satu faktor dari sekian banyak penyebab food waste,” ujar Gin Gin.

Selain sosialisasi penyadaran masyarakat untuk menghargai makanan, dalam kampanye tersebut juga beragendakan pembagian makanan kepada masyarakat yang membutuhkan. Makanan yang dibagikan merupakan makanan berlebih dari hotel.

“Kampanye yang dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung ini bertujuan untuk mengurangi food waste atau makanan yang terbuang,” kata Gin Gin.

Masyarakat, kata Gin Gin dapat berpartisipasi mengurangi food waste dengan cara sederhana, yaitu dengan mengambil makanan secukupnya serta menghabiskannya. Ia juga menyebut pengurangan food waste dapat dilakukan melalui sebuah kerjasama antara pengusaha makanan dan stakeholder lainnya yang fokus pada kegiatan pengelolaan makanan berlebih.

“Sehingga, upaya mengatasi daerah yang rentan atau rawan pangan dapat sedikit terbantu dengan memberikan makanan berlebih kepada masyarakat yang membutuhkan,” imbuhnya.

Disebutkannya, kampanye yang sejalan dengan bulan Pangan Dunia tersebut merupakan respons tekait Isu krisis pangan dunia yang menjadi kewaspadaan bagi Indonesia. Menurut Gin Gin, saat ini Indonesia menjadi negara pembuang makanan nomor dua setelah Arab Saudi.

Berdasarkan kajian Bappenas bersama sejumlah lembaga terkait food loss & waste di Indonesia pada 2021, sampah makanan di Indonesia sejak tahun 2000 hingga 2019 mencapai 23-48 juta ton per tahun. Artinya, setiap orang Indonesia dalam satu tahun membuang sisa makanan sebanyak 115-184 kilogram.***(amd).

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *