Kabupaten Bandung – Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama menyebut, sejak November 2023 hingga April 2024, Pemkab Bandung telah menetapkan status siaga bencana.
Hal tersebut kata Uka Suska, berkaitan dengan hasil analisa dan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk BMKG yang menginformasikan perubahan cuaca.
Kini, Pemkab Bandung semakin waspada terhadap berbagai potensi bencana hidrometeorologi ketika cuaca memasuki musim penghujan.
Baca juga: Gelar Reses, Enang Sahri: Interaksi Warga Memenuhi Fungsi Edukasi Bagi Masyarakat
Sebagai bukti, Pemkab Bandung menggelar Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi di Dome Balerame, Soreang, Kabupaten Bandung, Selasa (30/1/2024).
Kegiatan dihadiri Bupati Bandung Dadang Supriatna, para kepala OPD, TNI, Polri, BPBD Jawa Barat, BPBD Kabupaten Bandung, serta berbagai unsur, dengan total peserta lebih dari 300 orang.
“Meskipun status siaga telah ditetapkan sejak November lalu, hari ini kita pastikan kembali kesiapan kita dalam menghadapi kemungkinan bencana hidrometeorologi,” jelas Uka Suska.
Baca juga: Begini Pandangan Tokoh Muda Bandung Terhadap Nasib Seni dan Budaya Tradisional
Dalam apel juga kata Uka Suska ditampilkan berbagai perlengkapan dan peralatan untuk digunakan dalam penanggulangan bencana.
Dikatakannya, dalam apel juga disinggung terkait kesiapan seluruh stakeholder dalam menghadapi potensi bencana di tahun pemilu ini.
Kepada Warta Pajajaran, Uka Suska mengatakan bahwa pemilu 2024 akan bertepatan dengan puncak musim hujan. Sehingga pihaknya ingin memastikan pelaksanaannya berjalan aman.
Baca juga: Sukses Bangun Sejumlah Usaha, Astuti: Anak Petani Tak Lagi Bisa Dipandang Sebelah Mata
Disingung terkait grafik kebencanaan di Kabupaten Bandung pada tahun sebelumnya, ia mengungkapkan jika pada 2023 terjadi peningatan kejadian bencana.
“Pada tahun kemarin (2023) memang terjadi peningkatan kejadian bencana karena dampak dari fenomena el Nino yang menyebabkan kekeringan,” ungkapnya.
Uka Suska melanjutkan, kekeringan dan kekuranan air akibat el Nino dirasakan di 29 dari 31 kecamatan di Kabuaten Bandung saat itu.
Baca juga: Rahyang Beans, Kopi Asli Jawa Barat yang Mendunia
Diakuinya, saat itu BPBD Kabupaten Bandung melakukan distribusi air bersih bagi 29 kecamatan dengan total 9,3 juta liter.
“Selain kekeringan dan sulit air bersih, tahun lalu juga banyak terjadi kebakaran hutan akibat kemarau. Kejadiannya jika dijumlahkan memang tahun 2023 iu lebih banyak,” pungkasnya.***(bs)