Usung Konsep One Room One Bed, RS Cimalaka Jamin Kenyamanan Pasien Berbagai Kelas

Jawa Barat131 Dilihat

Kabupaten Sumedang – Jika dalam satu ruang rawat inap rumah sakit hanya diperuntukan satu pasien mungkin jadi hal biasa bagi mereka yang memilih ruang rawat VIP.

Di RS Cimalaka berbeda, tak hanya pasien VIP saja yang merasakan kenyamanan one room one bed (satu bed dalam satu ruang), seluruh kelas BPJS akan mendapatkan pelayanan yang sama.

Dalam arti, seluruh ruang rawat inap di RS Cimalaka hanya diisi satu tempat bed (tempat tidur) saja. Sehingga suasana yang nyaman dan privasi akan dirasakan pasien tanpa kecuali.

Baca juga: Dandenma Kodiklatad Ajak Masyarakat Meriahkan Event Lari Awal 2026

Adalah Dokter Udin yang memprakarsai pembangunan RS Cimalaka. Ia megatakan, one room one bed memang menjadi konsep yang dipilih pihaknya jauh sebelum pembangunan RS di Kecamatan Cimalaka itu dimulai.

“Ada sejarahnya, saya dulu punya teman seorang dokter anak, suaminya itu pernah tinggal lama di Uni Soviet. Dia cerita pasien disana itu satu pasien satu kamar,” ungkapnya.

Alhasil, konsep tersebut menjadi keunggulan RS Cimalaka. Bahkan tak sedikit keluarga pasien mengaku merasakan pelayanan lebih nyaman dengan konsep tersebut.

Baca juga: Dua mobil Hilang Terbawa Banjir Berhasil Dievakuasi BPBD Kabupaten Bandung

Hal menarik dari alasan Dokter Udin mengusung konsep demikian, ialah pandangan dirinya terhadap privasi setiap orang yang harus dijaga dengan baik, terutama kaum perempuan.

“Saya sebagai orang muslim mengingat bahwa perempuan itu sekujur tubuhnya aurat untuk orang lain. Jadi, saya tidak ingin dan jangan sampai terlihat,” terangnya.

Rumah sakit yang berada di ruas jalan nasional Sumedang-Cirebon itu dibangunnya dengan memperhatikan kenyamanan privasi dan perlakuan yang sangat mengutamakan kemanusiaan.

Baca juga: Bantuan Senilai Rp7 Miliar Didistribusikan Jabar untuk Korban Bencana Sumatra

Contoh lain yang diungkapkan Udin adalah ketika gedung RS yang dibangunnya itu mempertahankan pemandangan alam sekitar, terutama view Gunung Tampomas yang bisa dilihat melalui kaca lebar dari beberapa bagian gedung, termasuk ruang rawat.

Alasannya pun diugkapkan Dokter Udin, yakni karena kagum akan pesona alam Sumedang, selain keyakinannya akan manfaat psikologis yang bisa didapatkan pasien dan keluarganya.

“Yang datang kesini harus bisa menikmati Sumedang dalam kondisi apapun, termasuk yang sedang sakit, maka akan memberikan semangat untuk bisa sehat kembali,” ungkapnya.

Baca juga: KDM Sebut 80 Persen Hutan Jabar Rusak, Masyarakat Digaji Rp50 Ribu Lakukan Reboisasi

Pada bagian lain dari gedung RS Cimalaka terdapat instalasi air minum yang bisa diakses dan dikonsumsi pasien dan keluarga dalam 24 jam gratis.

Diakui salah seorang keluarga pasien bernama Intan bahwa keberadaan fasilitas di RS Cimalaka sangat membantu dan memudahkan mereka, termasuk disediakannya air minum gratis.

“Seneng banget, alhamdulilah disini semuanya disediakan. Adik saya ini dirawat dengan jalur BPJS kelas 3 tapi ada air minum gratis, gak perlu bawa termos, gas juga ada di setiap kamar, dan satu ruangan ini hanya adik saya saja, satu kasur,” kata Intan.

Baca juga: Dony Ahmad Munir Tegaskan Komitmen Jaga Iklim Investasi di Kabupaten Sumedang

Sementara Dokter Udin menuturkan, jumlah ruang rawat inap kelas 3 lebih banyak dari kelas lainnya. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi masyarakat dengan BPJS kelas 3 yang tidak bisa naik kelas saat ingin mendapat kenyamanan fasilitas RS.

“Pertibangannya, kalau diri kita sendiri sakit akan bagaimana. Makanya yang ada di pikiran kita bahwa kelas 3 itu bukan pilihan tetapi sebuah keadaan,” kata Udin.

RS Cimalaka saat ini memiiki 117 tempat tidur. Jika tambahan dua lantai yang sedang tahap proses finishing, maka total tempat tidur bisa mencapai 347.

Baca juga: Gegara Ini Purbaya Ancam Bekukan Ditjen Bea dan Cukai, 16.000 Pegawai Terancam Dirumahkan

Disinggung terkait nilai investasi yang begitu besar demi memberikan pelayanan maksimal kepada pasien, Dokter Udin menegaskan bahwa apa yang dilakukannya tersebut hanya ingin membuat masyarakat tidak bertambah sulit ketika mendapat ujian sakit.

“Walau pun secara bisnisnya wallahu’alam, kami sadarai bahwa di Sumedang ini banyak warga peserta BPJS. Nah yang kelas 3 kan tidak bisa naik kelas kecuali kalau jadi membayar sendiri, kasihan mereka kalau tidak kami bantu,” ucapnya menutup wawancara.***(Heryana)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *