Dedi Mulyadi Sebut Pembenahan Sungai dan Hutan Kembalikan Jati Diri Jawa Barat

Jawa Barat104 Dilihat

Kota Bandung – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan pandangan pentingnya pembenahan sungai dan hutan untuk mengembalikan jati diri Jawa Barat.

Dedi Mulyadi bahkan menyebut pembenahan sugai dan hutan di Jawa Barat menjadi hal yang sangat mendesak untuk segera dilakukan. Namun dalam pelaksanaannya harus didukung oleh seluruh masyarakat.

Pernyataan tersebut disampaikan Dedi Mulyadi saat memberi sambutan dalam acara Musyawarah Tahunan ke-2, Musyawarah Majelis Sunda (MMS), yang digelar di Gedung Sate, Sabtu (22/11/2025).

Baca juga: Wagub Jabar Bekali ASN Empat Jurus Aman dalam Bertugas

Dalam kesempatan itu, MMS sempat menyampaikan gagasan soal penataan sungai di Jawa Barat. Gagasan tersebut langsung dipresiasi Gubernur sebagai masukan yang sangat baik.

“Seperti soal penataan sungai dari Karawang, Indramayu hingga Bogor dimulai. Masukan ini akan memperkaya khazanah,” kata gernur dengan sapaan akrab KDM itu.

Ia menjelaskan langkah yang diambilnya kini dalam penataan sungai dengan tujuan memuliakan peradaban air.

Baca juga: Antisipasi Banjir, Gubernur Minta Tiga Desa di Karawang Fokus Normalisasi Sungai

Dirinya juga mengingatkan bahwa biaya penataan sungai dan hutan jauh lebih mahal dibanding keuntungan yang didapat dari menyewakan lahan sungai dan hutan itu sendiri.

Kepada MMS, KDM juga mengatakan telah membuat tim kajian soal hari lahir Jawa Barat, sebuah langkah yang menurutnya juga telah dilakukan di Kabupaten Bogor sehingga hari lahir daerah tersebut ditetapkan sesuai hari pelantikan Sri Baduga sebagai Raja.

“Nah, kalau Sunda arahnya Siliwangi, harus ke sana,” ujarnya.

Baca juga: Bernostalgia di Pawon Sengon, Makan Bersama Ala Kampung Sunda “Baheula”

Sementara itu, Presidium Pinisepuh MMS DinDin S Maolani menyampaikan pandangannya terkait persoalan Sunda saat ini, yang baginya sudah merupakan masalah sistemik dan struktural.

Persoalan Sunda Raya yang dimaksud Dindin diantaranya terkait ketimpangan antara fiskal hasil ekplorasi kekayaan alam dan tata ruang dengan pemanfaatan yang tak berkadilan, hanya bagi sebagian kalangan dan sektor.

Masalah lain yang dihadapi Sunda Raya juga diungkapkannya, seperti soal ekonomi, kemiskinan, hingga kepemimpinan yang belum terkonsolidasi.***(Heryana)

Sumber: Humas Jabar

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *