Kabupaten Bandung – Hujan selama tiga hari terakhir mengguyur wilayah Bandung Raya ternyata berdampak terjadinya banjir di Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, akibat luapan air dari sunagi Citarum, Cigede, Cikapundung, dan Cipalasari.
Meski pada Senin (3/11/2025) pagi banjir tampak mulai surut, beberapa kawasan di Desa Citeureup masih terendam dengan ketinggian air antara 20-100 sentimeter.
Kepala Desa Citeureup Entang Sudrajat menyebut, banjir yang terjadi kali ini menyebabkan 3.215 rumah warga terdampak, dengan jumlah 4.344 jiwa di dalamnya. Ia memastikan tidak ada fasilitas umum seperti masjid yang ikut terendam.
Baca juga: Masuki Nopember Warga Dayeuhkolot Mulai Gelisah Dihantui Potensi Banjir Menahun
Namun, banjir Dayeuhkolot kali ini membuat kegiatan belajar mengajar di tiga sekolah dasar, yakni SD Leuwi Bandung 1, 2, dan 3, terpaksa diliburkan. Para siswa dianjurkan belajar di rumah masing-masing.
“Jalan Raya Dayeuhkolot depan Ria Busana masih tergenang, sehingga karyawan yang dari Banjaran terkendala. Mudah-mudahan jadi pemikiran Pemprov karena air sulit mengalir, apalagi ditambah dengan air banjir seperti sekarang,” kata Entang.
Lebih lanjut Entang mengabarkan, sebanyak 2.411 jiwa terpaksa diungsikan di Masjid An-Nr yang terletak di Sukabirus, merupakan wilayah yang masih cukup aman dari terjangan banjir.
Baca juga: Cimahi Bukbek 2025 Pertahankan Tradisi Muaythai Sebagai Penyumbang Medali Berbagai Ajang
“Meskipun belum ada keluhan kesehatan warga, tapi kami berharap dari Dinas Kesehatan atau Puskesmas Dayeuhkolot dapat segera terjun di tengah pengungsi untuk antisipasi warga terdampak demam akibat kedinginan,” harapnya.
Disinggung terkait bantuan bagi warga terdampak, Entang mengaku mendapatkan informasi dari warga RW 13 yang sudah terdistribusi bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung.
Sayangnya, kata Entang, bantuan tersebut belum tersebar secara optimal karena terkendala genangan dengan ketinggian air yang masih labil. Namun, sebagian warga menurutnya masih dapat melakukan aktivitas seperti memasak.
Baca juga: Wali Kota Cimahi Pastikan Muaythai Masuk Dalam Porprov Jabar 2026
Luapan Sungai Citarum juga dikabarkan Entang membuat rembesan menjebol tanggul yang dibuat warga dari tumpukan karung berisi tanah. Hal tersebut juga menjadi salah satu penyebab tergenangnya permukiman di RW 14.
“Saya informasikan juga, pinggiran Sungai Citarum ini dibenteng, khawatir roboh yang tentu sangat bahaya, karena sudah ada rembesan dari kirmir tersebut. Sudah saya laporkan dan sudah ditinjau juga oleh BBWS tapi belum ada tindakan lanjutan,” ungkap Kades Citeureup itu.
Kendati masih berdampak pada ribuan rumah warga, banjir kali ini diakui Entang tidak lebih parah dari banjir besar yang terjadi pada 2016 dan 2020 lalu, dimana ketiggian air di dalam rumah bisa mncapai leher orang dewasa.
Baca juga: Sarana Memadai, Pemkot Cimahi Segera Kembangkan Potensi Wisata Olahraga
Kampung Leuwi Bandung sendiri menurut Entang merupakan wilayah pusat dan kawasan paling rendah dari cekungan Bandung. Hal itu juga diperparah dengan permukaan sungai Citarum yang sejajar dengan lahan permukiman warga.
“Antara permukaan (lahan) penduduk dan Citarum itu hampir sejajar, jadi walaupun dibenteng bukan solusi jadi aman. Karena aliran dari kamar mandi masyarakat balik lagi. Harapan kami ada pengerukan sungai Citarum supaya permukaan sungai menjadi di bawah pemukiman warga,” imbuhnya.
Kendati banjir masih menghantui warga Dayeuhkolot, diakui Entang jika kehadiran folder di RW 14 yang dibangun pemerintah memberikan dampak yang cukup signfikan dalam mengurangi tingkat keparahan banjir Dayeuhkolot.
Baca juga: Hadiri KTT APEC, Presiden Prabowo Soroti Kejahatan Lintas Batas Asia Pasifik
Untuk itu, ia mengapresiasi langkah pemerintah membangun folder air tersebut. Dimana genangan yang terjadi di RW 1, 2, dan 3 dapat dialirkan ke folder sebelum akhirnya menuju sungai Citarum.
“Kalau tinggi muka air (TMA) sudah diatas 600, maka warga harus sudah siap-siap. Atau juga dengan melihat langit di perkirakan di kawasan Lembang dan Majalaya sudah gelap artinya sudah harus bersiap Citarum berpotensi meluap,” pungkasnya.***(Heryana)

 
																						























