Bandung Barat – Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Barat Asep Sehabudin mengaku telah menyiapkan sejumlah posko penanganan dan rujukan bagi siswa yang mengalami gejala keracunan diduga usai mengkonsumsi MBG di SMPN 1 Cisarua, Selasa (14/10/2025).
Posko tersebut menurut Asep, telah pihaknya siapkan untuk mengantisipasi potensi terjadinya lonjakan siswa dengan keluhan gejala keracunan yang diduga setelah mengkonsumsi menu MBG siang itu.
Selain di SMPN 1 Cisarua, beberapa posko penanganan juga disiapkan BPBD Kabupaten Bandung Barat, diantaranya RSUD Lembang, Klinik Universitas Advent, dan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Jawa Barat.
Baca juga: Lagi-lagi Bandung Barat, Keracunan Diduga Konsumsi MBG Terjadi di SMPN 1 Cisarua
Asep Sehabudin bahkan mengaku akan membuka posko hingga tengah malam, untuk memberikan pelayanan kepada siswa jika keluhan terjadi pada malam hari.
“Kami imbau para orangtua siswa yang sekolah di SMPN 1 Cisarua, bilamana terjadi nanti malam tidak usah khawatir karena kami siap melayani, bila perlu kami jemput ke rumahnya,” kata Asep.
Dirinya juga mengaku telah memerintahkan Camat, Kades, serta pengurus RT dan RW utuk melakukan penyisiran kepada warganya yang hari ini menerima MBG. Disamping itu, untuk menunjang penanganan telah disiapkan 50 velbed.
Baca juga: Belum Sempat Bertemu Keluarga, TKW Asal Garut Tewas di Tangan Penjemputnya
Diungkapkan Asep, selain SMPN 1 Cisarua, sejumlah sekolah lainnya juga menerima menu MBG dengan total 3.642 porsi dari SPPG yang sama serta waktu yang juga bersamaan. Sekolah tersebut diantaranya:
– SMK 1 Cisarua, 1.150 siswa
– MA Bina Insani, 67 siswa
– MA Ponpes Al-Furqon, 130 siswa
– MTs Ponpes Al-Furqon 140 siswa
– PAUD Al-Muslimn 75 siswa
– SDN 1 Garuda, 312 Siswa
– SDN 1 Barukai, 417 siswa
– SMPN 1 Cisarua, 1.304 siswa.
Hingga Selasa sore, Asep mengaku belum menerima laporan adanya peristiwa keracuanan dari sekolah selain SMPN 1 Cisarua.
Baca juga: DPR Soroti Percepatan Proses SLHS: Jangan Diterbitkan Asal-asalan
Kendati menimbulkan kepanikan dari para orang tua siswa, Asep memastikan jika peristiwa keracunan kali ini tidak seperti yang terjadi di Kecamatan Cipongkor, dimana sejumlah siswa mengalami kejang-kejang.
Ia juga mengungkap bahwa terdapat sejumlah porsi menu MBG yang belum dibagikan dan sempat ditarik kembali oleh pihak SPPG.
“Dari awal sudah ketahuan ada pusing dan sakit perut, akhirnya sebagian (menu MBG) ditarik kembai. Tapi kami akan crosscheck kembali kebenaran informasinya,” jelas Asep.
Baca juga: KKN Tematik Ekoteologi dan Pertanahan Wujudkan Kolaborasi Kementerian ATR/BPN dan Kampus
Dari pantauan di lapangan hingga pukul 19.30 WIB, Posko SMPN 1 Cisarua masih kedatangan pasien pelajar dengan keluhan kesehatan yang sama. Sehingga data siswa terdampak masih dinamis.***(Heryana)






























