Kota Bandung – Siapa yang pernah menyantap “Lontong Kari Bu Sri” yang terkenal super enak dan menjadi buruan utama para pencari sarapan di Kota Bandung?
Lontong kari Bu Sri memang bukan sembarang lontong kari. Citarasanya yang super nikmat membuat warungnya yang mangkal di jalan Buahbatu, Kota Bandung setiap pagi itu kerap disebut para pencari menu sarapan.
Keistimewaan rasanya berhasil memikat para pecinta kuliner hingga tak pernah bosan meski menikmatinya setiap hari. Bagian lontongnya entah diolah seperti apa membuat teksturnya terasa begitu lembut.
Baca juga: Turnamen E-Sport Hima Ikom Unla Pecahkan Riuh Solidaritas Mahasiswa
Bu Sri juga menambah cukup banyak topping ada setiap porsi lontong kari yang bisa dibilang cukup legendaris di Kota Bandung itu. Semisal ada satu butir telur ayam utuh yang ditambahkan.
Berbeda dengan lontong kari atau makanan lain ada umumnya yang menambahkan telur sebagai topping. Di lontong kari Bu Sri, telurnya memiliki rasa bumbu kuah yang meresap sampai ke lapisan dalam.
Sepertinya telur ini ikut direbus dalam kuah atau memang diolah terpisah dan dimasak dengan bumbu yang pas, bukan sekedar telur rebus yang dikupas kemudian dimasukan ke dalam mangkok saji.
Baca juga: Sejumlah Rumah di Lembang Alami Kerusakan Akibat Longsor Saat Hujan Deras
Topping berikutnya ada ayam suir yang jug tak kalah enak. Semua topping lontong kari Bu Sri diolah dengan bumbu. Tak heran jika setiap topping yang digunakan juga enak jika dimakan terpisah.
Yang tak kalah menyenangkan menyantap lontong kari Bu Sri ini karena toppingnya melimpah. Penjual memang tak pelit menambahkan telur, ayam suir, hingga kacang kedelai goreng, dan bawang goreng.
Kuah karinya memang juara, dan ini bagian paling utama dari menu yang bernama lontong kari. kuahnya terasa gurih dan tak berlebihan dengan tingkat kekentalan yang juga pas, sedikit creamy.
Baca juga: Satgas Kepatuhan Pajak dan Retribusi Kabupaten Bandung Bongkar Paksa Papan Reklame Ilegal
Sangat pas menikmati lontong kari Bu Sri sambil menikmati suasana jalan Buahbatu yang dingin dan cenderung masih sedikit kendaraan yang melintas. Jangan lupa juga emping yang disajikan terpisah, biar ada kriuknya.***(Heryana)
